BAB I
THAHARAH
Menurut bahasa thaharah berarti bersih dan suci. Sedang menurut
istilah thaharah adalah membersihkan diri dari hadats dan najis atau berbuat
sesuatu yang dapat diperbolehkan menjalankan ibadah yang ditentukan, misalnya
wudlu, mandi atau tayammum.
A. HADATS DAN NAJIS
1.
Pengertian Hadats dan Najis
Hadats adalah suatu
keadaan yang menghalangi seseorang untuk melakukan ibadah sesuai dengan
ketentuan syariat. Sedang Najis adalah sesuatu yang dianggap tidak suci oleh
syariat.
2.
Macam-macam Thaharah
Thaharah (bersuci) terbagi
menjadi dua macam, yaitu
a. Bersuci dari hadats kecil atau besar
1) Hadats kecil adalah
suatu keadaan yang menghalangi seseorang untuk melakukan shalat, misalnya
setelah buang air kecil/kencing, buang air besar/berak, atau buang angin/kentut, madzi[1] dan wadi.
Adapun cara mensucikan hadats kecil yaitu dengan Wudlu atau tayamum.
2) Hadats besar adalah suatu keadaan yang menghalangi
seseorang untuk melakukan shalat, misalnya keluar air mani, bersetubuh, Haid (menstruasi), nifas (mengeluarkan
darah setelah melahirkan).[2]
Adapun cara mensucikan hadats besar yaitu dengan mandi atau dengan tayamum[3].
b. Bersuci dari najis,
yaitu membersihkan badan, pakaian, tempat atau lainnya yang terkena najis.
Adapun cara menghilangkan najis adalah sebagai berikut :
1) Najis yang disebabkan oleh air kencing anak
laki-laki yang belum berumur dua tahun dan belum makan sesuatu kecuali air susu
ibunya, disucikan dengan memercikkan air pada badan, pakaian, tempat atau
lainnya yang terkena najis ringan tersebut.[4]
2) Najis yang disebabkan oleh air kencing, kotoran manusia dan bangkai, disucikan dengan cara membasuh
(kalau darah haidl dengan menggosok dan menghilangkannya) dengan air pada
badan, pakaian, atau lainnya yang terkena najis sedang itu sehingga hilang bau,
warna dan dzatnya.[5]
3) Najis
yang disebabkan oleh air liur anjing, disucikan dengan cara membasuh badan,
pakaian atau lainnya yang terkena jilatannya dibasuh dengan air 7 kali,
permulaannya atau salah satunya dicampur dengan tanah atau debu.[6]
B. W U D L U
1. Pengertian dan Fungsi Wudlu
Menurut bahasa, wudlu adalah bersih/mensucikan diri.
Sedang menurut istilah, wudlu adalah membasuh atau mengusap anggota badan
tertentu sesuai dengan yang ditentukan oleh syariat. Adapun wudlu adalah sebagai
syarat sahnya Shalat.
2.
Tata Cara Wudlu
Wudlu dilakukan dengan
cara berurutan sebagai berikut
a. Niat ikhlas karena Allah dengan membaca Bismillahir rahmanir rahim.[7]
b. Membasuh[8]
kedua telapak tangan[9]
tiga kali, sambil menggosok dan menyela-nyelai jari-jemari.[10]
c.
Menggosok gigi dengan kayu arok
atau sikat gigi, jika tidak ada kayu arok atau sikat gigi cukup dengan
jari-jari.[11]
d. Berkumur dengan memutar-mutar air dalam mulut, dan menghisap air ke
hidung dengan telapak tangan kanan lalu menyemprotkannya keluar dengan keras
tiga kali.[12]
e.
Membasuh wajah tiga kali, sambil
menggosok dan mengusap dua sudut mata, menyela-nyelai jenggot, serta melebihkan
basuhan.[13]
f.
Membasuh kedua tangan hingga siku,
sambil menggosok dan menyela-nyelai jari-jemari, dimulai dari tangan kanan tiga
kali, lalu tangan kiri tiga kali, serta melebihkan basuhan.[14]
g.
Mengusap kepala sekali dengan cara
sebagai berikut :
Meletakkan
kedua tangan di atas dahi, lalu dijalankan ke belakang sampai tengkuk, kemudian
mengembalikannya ke depan. Diteruskan dengan memasukkan kedua jari telunjuk
tangan ke dalam lubang telinga, sedangkan ibu jari mengusap bagian luar/belakang
daun telinga.[15]
h.
Membasuh kedua kaki hingga mata
kaki sambil menggosok dan menyela-nyelai jari jemari kaki dimulai dari kaki
kanan tiga kali, lalu kaki kiri tiga kali.[16]
i.
Selesai wudlu, lalu membaca
أَشْهَدُ
أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ [17]
Artinya: Saya bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan
Allah yang tidak ada sekutu bagiNya, dan saya bersaksi sesungguhnya Nabi
Muhammad itu hamba dan pesuruh Allah.
3.
Yang Membatalkan Wudlu
Adapun hal-hal yang membatalkan wudlu adalah :
a.
Mengeluarkan sesuatu dari dua
jalan (buang angin/kentut, buang air kecil/kencing, buang air besar/berak, madzi[18]
dan wadi).[19]
b.
Bersetubuh (berhubungan badan suami
isteri)[20]
c.
Menyentuh kemaluan,[21]
d.
Tidur nyenyak dengan posisi
miring.[22]
C.
MANDI
1. Pengertian dan Sebab-Sebab
Mandi
Mandi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
membersihkan badan dengan air sesuai syariat Islam. Adapun sebab-sebab mandi
adalah :
a.
Mengeluarkan air mani,[23]
b.
Bersetubuh (berhubungan badan
suami isteri),[24]
c.
Akan melaksanakan sholat jum’at,[25]
d.
Akan melaksanakan ihram haji atau
umrah,[26]
e.
Selesai dari haid, atau nifas.[27]
2. Tata
Cara Mandi
Adapun
tata cara mandi, dilakukan secara urut sebagai berikut :
a.
Membasuh kedua telapak tangan[28]
dengan menggosok dan menyela-nyelai jari jemari disertai niat ikhlas karena
Allah,[29]
b.
Membasuh kemaluan dengan tangan
kiri, lalu menggosok tangan
kiri dengan tanah atau sejenisnya,[30]
d.
Mengambil air atau memasukkan jari
jemari ke dalam air, lalu menyela-nyelai rambut dengan jari-jari sambil menggosok-gosok
kulit kepala[33] dengan menggunakan wewangian atau sejenisnya [34]
dan memulai dari sisi kepala sebelah kanan.
e.
Menuangkan air ke kepala tiga kali
(khusus perempuan setelah dilepas ikatan rambutnya, kecuali yang berambut lebat
dan panjang).[35]
f.
Menuangkan air hingga merata ke seluruh tubuh sambil digosok (gunakan
air secukupnya dan tidak berlebihan).[36]
g.
Membasuh kedua kaki hingga mata
kaki dengan menggosok dan menyela-nyelai jari-jemari kaki dimulai dari kaki
kanan, lalu kaki kiri.[37]
D. TAYAMMUM
1. Pengertian
dan Sebab-sebab Tayamum
Tayamum adalah cara bersuci dengan menggunakan debu, sebagai
pengganti wudlu atau mandi. Tayamum dilakukan karena beberapa hal :
b.
Bepergian (safar) kemudian tidak
mendapatkan air. [40]
c. Tidak bepergian (mukim) bila tidak mendapatkan air[41]
2. Tata Cara Tayamum
Adapun cara tayamum, dilakukan secara urut sebagai
berikut :
a.
Niat ikhlas karena Allah dengan
membaca Bismillahir rahmanir rahim,[42]
bersamaan meletakkan kedua telapak tangan[43]
pada debu, lalu meniupnya.[44]
b.
Mengusap wajah dengan kedua telapak
tangan[45]
satu kali, lalu mengusap kedua telapak
tangan satu kali.[46]
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ
مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ
لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ
عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْوَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ
نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit
atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah
yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
b. Hadits
Bukhari (132), Muslim (330), Abu Hurairah berkata :
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تُقْبَلُ صَلاَةُ مَنْ
أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ قَالَ رَجُلٌ مِنْ حَضْرَمَوْتَ مَا الْحَدَثُ يَا
أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ فُسَاءٌ أَوْ ضُرَاطٌ
*
Artinya: Bersabda Rasulullah s.a.w.: “Tidak
diterima shalat salah seorang berhadats
sehingga ia berwudlu”. Salah seorang dari Hadramaut bertanya “Ya Abu Hurairah,
Apa hadats itu ?” Jawabnya: “ Ialah kentut yang berbunyi atau yang tidak
berbunyi”.
c. Hadits Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi (70), Abu Hurairah berkata :
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ
فِي الْمَسْجِدِ فَوَجَدَ رِيحًا بَيْنَ أَلْيَتَيْهِ فَلاَ يَخْرُجْ حَتَّى
يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا
Artinya: ”ٍRasulullah SAW., bersabda apabila salah seorang dari kamu ada dalam
masjid maka ia merasa ada angin diantara pantatnya, maka jangan keluar sehingga
mendengar suara atau mendapat bau”.
d. Bukhari dan Muslim (456), Ali r.a. berkata :
كُنْتُ رَجُلاً مَذَّاءً وَكُنْتُ أَسْتَحْيِي
أَنْ أَسْأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَكَانِ ابْنَتِهِ
فَأَمَرْتُ الْمِقْدَادَ بْنَ الأَسْوَدِ فَسَأَلَهُ فَقَالَ يَغْسِلُ ذَكَرَهُ
وَيَتَوَضَّأُ *
Artinya: “Aku adalah orang yang sering
mengeluarkan Madzi, maka aku malu menanyakan pada Rasulullah s.a.w. karena
putrinya menjadi istriku, maka aku menyuruh Miqdad bin Aswad supaya
menanyakannya”. Maka bersabda Nabi s.a.w. “Hendaklah ia mencuci kemaluannya dan
berwudlu".
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ
مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ
لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ
عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْوَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ
نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua
mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan,
lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
b. Menurut tafsir Ibnu Abbas bahwa yang
dimaksud :
(اَوْ لمَسْتُمُ
النِّسَاءَ) مِنْ اَنَ اللَّمْسَ
مَعْنَاهُ الجِمَاعُ, كَمَا هُوَ الصَّحِيحُ المُخْتَارُ.
Artinya: bahwa
menyentuh itu artinya bersetubuh, menurut pendapat yang terpilih oleh ahli
bahasa.
c. Hadits Nasai
(166), Aisyah berkata :
إِنْ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُصَلِّي وَإِنِّي
لَمُعْتَرِضَةٌ بَيْنَ يَدَيْهِ اعْتِرَاضَ الْجَنَازَةِ حَتَّى إِذَا أَرَادَ
أَنْ يُوتِرَ مَسَّنِي بِرِجْلِهِ *
Artinya: "Sungguh Rasulullah
s.a.w. bershalat dan aku berbaring di
mukanya melintang seperti mayat, sehingga ketika beliau akan witir, beliau
menyentuh aku dengan kakinya".
d. Hadits Muslim
(751) dan Tirmidzi, Aisyah berkata :
فَقَدْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً مِنَ الْفِرَاشِ
فَالْتَمَسْتُهُ فَوَقَعَتْ يَدِي عَلَى بَطْنِ قَدَمَيْهِ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ
Artinya: "Sungguh Rasulullah
s.a.w. bershalat dan aku berbaring di
mukanya melintang seperti mayat, sehingga ketika beliau akan witir, beliau
menyentuh aku dengan kakinya".
(Isnadnya shahih). Dan karena hadits 'Aisyah r.a. yang berkata: "Aku
kehilangan Rasulullah s.a.w. pada suatu malam dari tempat tidur, maka aku
mencari dan memegang/meletakkan kedua tanganku pada telapak kakinya dan Beliau
di masjid".... seterusnya hadits.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ
مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ
لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ
عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْوَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ
نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya:
6. Hai orang-orang
yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit
atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah
yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
أَنَّهَا أَتَتْ بِابْنٍ لَهَا صَغِيرٍ لَمْ يَأْكُلِ
الطَّعَامَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَجْلَسَهُ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجْرِهِ فَبَالَ عَلَى
ثَوْبِهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَنَضَحَهُ وَلَمْ يَغْسِلْهُ *
Artinya: "bahwa ia bersama‑sama
anaknya laki‑laki yang masih kecil dan belum pernah makan makanan, telah datang
kepada Rasulullah s.a.w. Lalu Nabi Mendudukkan anak tadi diatas pangkuannya:
tiba‑tiba anak itu kencing pada pakaian beliau, kemudian beliau meminta Air,
lalu dipercikkan dan tidak dicucinya.
[5] Hadits Muslim (438), Asma' puteri Abu Bakar r.a. berkata:
جَاءَتِ
امْرَأَةٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ
إِحْدَانَا يُصِيبُ ثَوْبَهَا مِنْ دَمِ الْحَيْضَةِ كَيْفَ تَصْنَعُ بِهِ قَالَ
تَحُتُّهُ ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ تَنْضَحُهُ ثُمَّ تُصَلِّي فِيهِ
Artinya: "Datang
kepada Nabi s.a.w. seorang wanita berkata: seorang dari pada kami pakaiannya
terkena darah haidl, bagaimana seharusnya dilakukan? Maka bersabda Nabi
s.a.w.: "Supaya dia 'menghilangkan dan mencuci pakaian itu dengan air,
kemudian disiramnya lalu dipakai shalat."
b. Ahmad (8412), dan Abu Dawud (310), Abu Hurairah berkata :
أَنَّ خَوْلَةَ بِنْتَ يَسَارٍ أَتَتِ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجٍّ أَوْ عُمْرَةٍ فَقَالَتْ
يَا رَسُولَ اللَّهِ لَيْسَ لِي إِلاَّ ثَوْبٌ وَاحِدٌ وَأَنَا أَحِيضُ فِيهِ
قَالَ فَإِذَا طَهُرْتِ فَاغْسِلِي مَوْضِعَ الدَّمِ ثُمَّ صَلِّي فِيهِ قَالَتْ
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ لَمْ يَخْرُجْ أَثَرُهُ قَالَ يَكْفِيكِ الْمَاءُ وَلاَ
يَضُرُّكِ أَثَرُهُ *
Artinya: bahwa
Khaulah binti Yasar datang kepada Rasulullah SAW., pada waktu haji atau umrah,
maka ia berkata: "Hai Rasulullah, saya tidak mempunyai pakaian kecuali
selembar yang kupakai sedang saya berhaidl". maka Jawab Nabi s.a.w.: "Jika kamu telah bersih,
(dari haidl), maka cucilah tempat yang
kena darah, lalu shalatlah dengan pakaian itu. Kemudian Khaulah menanya pula.
"'Hai Rasulullah, bagaimana jika bekas darah tadi tidak hilang? Jawab Nabi
SAW., : "Cukup bagi kamu dengan memakai air, dan tidak mengapa akan bekas
darah tadi.”
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ
إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُولاَهُنَّ
بِالتُّرَابِ
*
Artinya: Rasulullah SAW., bersabda "Sucinya bejana salah
seorang dari kamu sekalian, apabila digunakan minum oleh anjing, supaya dicuci
tujuh kali, permulaannya dengan debu”.
[7] a. Hadits Bukhari (1), Muslim (3530), Tirmidzi (1071, Nasai (74), Abu
Dawud (1882), Ibnu Majah (4218), Ahmad (163), Umar Ibnul Khaththab berkata di
atas mimbar :
سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ
إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى
مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ *
Artinya: “Saya mendengan Rasulullah saw.,
bersabda : Sesuangguhnya pekerjaan itu disertai dengan niyatnya. Dan
sesungguhnya bagi setiap orang tergantung niatnya, maka barang siapa hijrahnya
karena dunia akan didapatnya atau karena perempuan akan dinikahinya.
Maka hijrahnya tergantung untuk apa (niat) hijrahnya".
b. Hadits Abu
Dawud (92) dan Ibnu Majah (393), dari Abu Hurairah Rasulullah saw., bersabda :
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ وُضُوْءَ لَهُ
وَلاَ وُضُوْءَ لِمَنْ لاَ يَذْكُرْ اسْمَ اللهِ عَلَيْهِ
Artinya: Tidak (sah) shalat bagi seseorang yang tidak
wudlu, dan tidak (sah) wudlu seseorang yang tidak membaca “Bismillah"
c. Hadits Tirmidzi
(25) Said bin Zaid berkata
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لا
وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ *
Artinya: Tidak (sempurna) wudlu seseorang yang tidak membaca
“Bismillah"
[8] Muhammad Ali Ash-Shabuni, Tafsir Ayat al-Ahkam min al-Qurán
(I), hal 532, ia menerjemahkan kata :
الغُسْلُ
هُوَ إِسَالَةُ المَاءِ عَلَى الشَيْئِ لاِزَالَةِ مَا عَلَيْهِ مِنْ وَسْخٍ
وَغَيْرِهِ
Artinya: al-ghuslu (membasuh) yaitu
memperjalankan air di atas sesuatu untuk menghilangkan kotoran dan lainnya
(yang ada) di atas sesuatu itu.
الكَفُّ
: الرَّاحَةُ مَعَ الأَصَابِعِ
Artinya: Telapak (tangan) yaitu telapak tangan beserta jari-jari.
b. Al-Munjid Fil Lughah wa al-Álam,
hal. 689
الكَفُّ
: اليَدُ أَو الرّاَحَةُ مَعَ الأَصَابِعِ
Artinya: Telapak(tangan) yaitu tangan atau telapak tangan beserta jari-jari
[10] Hadits Bukhari (159) dan Muslim, Khumran budak Utsman bin Affan
أَنَّهُ
رَأَى عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَه
ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَه اليُمْنَى اِلَى المِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
ثُمَّ اليُسْرَى مِثْلَ ذَالِكَ ثُمَّ مَسَحَ بَرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ
اليُمْنَى اِلَى الكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
ثُمَّ اليُسْرَى مِثْلَ ذَالِكَ. ثُمَّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا.
Artinya: “Sesungguhbya ia melihat ‘Utsman
telah minta air wudlu, maka dicucinya kedua telapak tanganya tiga kali, lalu
berkumur dan mengisap air dan menyemburkan, kemudian membasuhnya tiga kali,
lalu membasuh tangannya yang kanan sampai sikunya tiga kali kemudian yang kiri
seperti demikian itu pula, kemudian mengusap kepalanya lalau membasuh kakinya
yang kanan sampai kepada dua mata-kaki tiga kali kemudian yang kiri seperti itu
pula. Lalu berkata: ”Aku melihat Rasulullah s.a.w. wudlu eperti wudlu ini.”
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْلا أَنْ
أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ الْوُضُوءِ *
Artinya: Rasulullah SAW bersabda ”Kalau aku
tidak khawatir akan menyusahkan ummatku, niscaya aku perintahkan kepada mereka
bersiwak (menggosok gigi) pada tiap wudlu”.
b. Hadits Bukhari dan
Thabrani, Abi Khairah al-Shubahi berkata
كُنْتُ
فِى وَفْدِ عَبْدِ القَيْسِ الَّذِيْنَ وَفَدُوا عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاَمَرَ لَنَا بِاَرَاكٍ فَقَالَ: اِسْتَاكُوا بِهَذَا
Artinya: ”Dahulu saya termasuk utusan Abdul
Qais yang menghadap Rasulullah, maka rasulullah menyuruh mengambilkan kayu
Arok, lalu bersabda: ” bersiwaklah dengan ini”.
[12] a.Hadits Bukhari (159) dan Muslim, khumran berkata
أَنَّهُ
رَأَى عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ
ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ اليُمْنَى اِلَى المِرْفَقِ ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ ثُمَّ اليُسْرَى مِثْلَ ذَالِكَ ثُمَّ مَسَحَ بَرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ
رِجْلَهُ اليُمْنَى اِلَى الكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ اليُسْرَى مِثْلَ ذَالِكَ. ثُمَّ قَالَ:
رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا.
Artinya: “Sesungguhbya ia melihat
‘Utsman telah minta air wudlu, maka dicucinya kedua telapak tanganya tiga kali,
lalu berkumur dan mengisap air dan menyemburkan, kemudian membasuhnya tiga
kali, lalu membasuh tangannya yang kanan sampai sikunya tiga kali kemudian yang
kiri seperti demikian itu pula, kemudian mengusap kepalanya lalau membasuh
kakinya yang kanan sampai kepada dua mata-kaki tiga kali kemudian yang kiri
seperti itu pula. Lalu berkata: ”Aku melihat Rasulullah s.a.w. wudlu eperti
wudlu ini.”
b. Abu Dawud (99) dan Nasai
(91), Ali r.a. berkata
ثُمَّ
تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثَلاَثًا.
Artinya: ”kemudian berkumur dan
menyemburkannya tiga kali”.
c. Hadits Bukhari
(184) dan Muslim (346), Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim Al-Anshary dalam sifat
wudlu
وَكَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ قَالَ قِيلَ
لَهُ تَوَضَّأْ لَنَا وُضُوءَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَدَعَا بِإِنَاءٍ فَأَكْفَأَ مِنْهَا عَلَى يَدَيْهِ فَغَسَلَهُمَا ثَلاَثًا
ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ مِنْ كَفٍّ
وَاحِدَةٍ فَفَعَلَ ذَلِكَ ثَلاثًا ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا
فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَغَسَلَ
يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ
فَاسْتَخْرَجَهَا فَمَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَقْبَلَ بِيَدَيْهِ وَأَدْبَرَ ثُمَّ
غَسَلَ رِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثُمَّ قَالَ هَكَذَا كَانَ وُضُوءُ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya: Dan baginya teman, ia menyatakan. Kepadanya
dikatakan wudlu kami seperti wudlu Rasulullah SAW., maka ia minta (air) dalam
bejana maka ia mengambil dari bejana itu atas tangannya kemudian membasuh kedua
tangannya tiga kali. Kemudian memasukkan tangannya, maka berkumur dan mengisap
air dari telapak tangan sebelah, beliau mengerjakan demikian tiga kali. Kemudian ia memasukkan
tangannnya, kemudian mengeluarkannya, lalu ia membasuh mukanya tiga kali.
Kemudian memasukkan tangannnya, lalu mengeluarkannya dan membasuh tangannnya
hingga kedua sikunya dua kali dua kali.
Kemdian memasukkan tangannnya dan mengelaurkaanya, lalu mengusap kepalanya,
mulai dari depan terus ke belakang. Kemudian membasuh kedua kakinya hingga mata
kaki. Kemudian ia mengatakan “wudlu
seperti ini adalah wudlu yang dilakukan Rasulullah SAW.
d. Hadits Dawuquthni, Abu Hurairah berkata :
اَمَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَضْمَضةَ وَالاِسْتِنْشَاقَ.
Artinya: "Rasulullah memerintahkan berkumur dan mengisap air".
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ
مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ
النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا
بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ
مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْوَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ
نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan
siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan
atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu
tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih);
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan
kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.
b. Hadits Bukhari (159)
dan Muslim, khumran berkata
أَنَّهُ
رَأَى عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ
ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ اليُمْنَى اِلَى المِرْفَقِ ثَلاَثَ
مَرَّاتٍ ثُمَّ اليُسْرَى مِثْلَ ذَالِكَ ثُمَّ مَسَحَ بَرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ
رِجْلَهُ اليُمْنَى اِلَى الكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ اليُسْرَى مِثْلَ ذَالِكَ. ثُمَّ قَالَ:
رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا.
Artinya: “Sesungguhbya ia melihat
‘Utsman telah minta air wudlu, maka dicucinya kedua telapak tanganya tiga kali,
lalu berkumur dan mengisap air dan menyemburkan, kemudian membasuhnya tiga
kali, lalu membasuh tangannya yang kanan sampai sikunya tiga kali kemudian yang
kiri seperti demikian itu pula, kemudian mengusap kepalanya lalau membasuh
kakinya yang kanan sampai kepada dua mata-kaki tiga kali kemudian yang kiri
seperti itu pula. Lalu berkata: ”Aku melihat Rasulullah s.a.w. wudlu eperti
wudlu ini.
c. Hadits Abu Dawud (115) dan Ibnu Majah (438) dari
Abu Umamah
وَذَكَرَ
وُضُوءَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ الْمَأْقَيْنِ
Artinya: Dan ia menyebut wudlunya Nabi saw., seranya ia
berkata : "Rasulullah s.a.w. mengusap dua sudut mata ".
d. Hadits Muslim
(362), dan Bukhari (133) Abu Hurairah berkata
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْتُمْ الْغُرُّ
الْمُحَجَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ إِسْبَاغِ الْوُضُوءِ فَمَنْ اسْتَطَاعَ
مِنْكُمْ فَلْيُطِلْ غُرَّتَهُ وَتَحْجِيلَهُ
Artinya: bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kamu
sekalian bersinar: muka, kaki dan tanganmu di hari kernudian. Sebab
menyempurnakan wudlu, maka siapa yang mampu diantaramu supaya melebihkan
sinarnya.”
e. Hadits Ahmad
(15846), Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim berkata
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَجَعَلَ يَقُولُ هَكَذَا
يَدْلُكُ
Artinya: bahwa Rasulullah s.a.w. wudlu, maka beliau
mengerjakan demikian, yakni “menggosok".
f. Hadits Tirmizi (29), Utsman bin ‘Affan berkata :
اَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَخَلَّلُ لِحْيَتَهُ فِى الوُضُوءِ.
Artinya: bahwa Rasulullah s.a.w. mensela‑selai janggutnya
dalam wudlu.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ
مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ
لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ
عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْوَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ
نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua
mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan,
lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
b. Hadits Bukhari (159) dan Muslim, khumran budak Utsman bin Affan
أَنَّهُ
رَأَى عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ
إِنَائِهِ فَغَسَلَهُمَا ثَلاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِي الْوَضُوءِ
ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاثًا
وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلاثًا ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ
كُلَّ رِجْلٍ ثَلاثًا ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا وَقَالَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ
وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ
اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ *
Artinya: “Sesungguhbya ia melihat
‘Utsman telah minta air wudlu, maka dicucinya kedua telapak tanganya tiga kali,
lalu berkumur dan mengisap air dan menyemburkan, kemudian membasuhnya tiga
kali, lalu membasuh tangannya yang kanan sampai sikunya tiga kali kemudian yang
kiri seperti demikian itu pula, kemudian mengusap kepalanya lalau membasuh
kakinya yang kanan sampai kepada dua mata-kaki tiga kali kemudian yang kiri
seperti itu pula. Lalu berkata: ”Aku melihat Rasulullah s.a.w. wudlu seperti
wudluku ini. Dan siapa yang wudlu seperti wudluku ini, kemudian shalat dua
rakaat tidak hadats di dalamnya, Allah mengampuni dosanya yang lalu”.
c.
. Hadits Ahmad (15846), Abdullah
bin Zaid bin ‘Ashim berkata
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَجَعَلَ يَقُولُ هَكَذَا
يَدْلُكُ
Artinya: bahwa Rasulullah s.a.w. wudlu, maka beliau
mengerjakan demikian, yakni “menggosok".
d. Hadits
Ahmad, Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim berkata
اِنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اُتِىَ بِثُلُثَى مَدٍّ فَجَعَلَ يَدْلُكُ ذِرَاعَيْهِ
Artinya: bahwa Nabi s.a.w. diberi air dua pertiga mud (1,5
liter) lalu menggosok dua lengannya.
e. Hadits Muslim
(362), dan Bukhari (133) Abu Hurairah berkata
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْتُمْ الْغُرُّ
الْمُحَجَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ إِسْبَاغِ الْوُضُوءِ فَمَنْ اسْتَطَاعَ
مِنْكُمْ فَلْيُطِلْ غُرَّتَهُ وَتَحْجِيلَهُ
Artinya: bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kamu
sekalian bersinar: muka, kaki dan tanganmu di hari kernudian. Sebab
menyempurnakan wudlu, maka siapa yang mampu diantaramu supaya melebihkan
sinarnya.”
f. Hadits Bukhari dan Muslim ( 396), ‘Aisyah berkata
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ التَّيَمُّنَ فِي
شَأْنِهِ كُلِّهِ فِي نَعْلَيْهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ
Artinya: bahwa Rasulullah s.a.w. suka mendahulukan
kanannya dalam segala hal‑nya, dalam memakai sandal, bersisir, dan bersucinya.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ
مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ
لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ
مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْوَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ
نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya:
Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuhn perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
b. Hadits Bukhari (159) dan Muslim, khumran budak Utsman bin Affan
أَنَّهُ
رَأَى عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ
إِنَائِهِ فَغَسَلَهُمَا ثَلاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِي الْوَضُوءِ
ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاثًا
وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلاثًا ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ
كُلَّ رِجْلٍ ثَلاثًا ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا وَقَالَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ
وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ
اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ *
Artinya: “Sesungguhbya ia melihat
‘Utsman telah minta air wudlu, maka dicucinya kedua telapak tanganya tiga kali,
lalu berkumur dan mengisap air dan menyemburkan, kemudian membasuhnya tiga
kali, lalu membasuh tangannya yang kanan sampai sikunya tiga kali kemudian yang
kiri seperti demikian itu pula, kemudian mengusap kepalanya lalau membasuh
kakinya yang kanan sampai kepada dua mata-kaki tiga kali kemudian yang kiri
seperti itu pula. Lalu berkata: ”Aku melihat Rasulullah s.a.w. wudlu seperti
wudluku ini. Dan siapa yang wudlu seperti wudluku ini, kemudian shalat dua
rakaat tidak hadats di dalamnya, Allah mengampuni dosanya yang lalu.
c.
Hadits Muslim (412), Abu Dawud dan Tirmizi, Al-Mughirah bin Tsu’bah berkata
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَمَسَحَ بِنَاصِيَتِهِ
وَعَلَى الْعِمَامَةِ وَعَلَى الْخُفَّيْنِ
Artinya: bahwa Nabi s.a.w.berwudlu lalu mengusap ubun-ubun
dan atas surban serta atas sepatunya.
d. Bukhari (179) dan Muslim, Abdullah bin Zaid bin 'Ashim dalam sifat wudlu, ia
berkata:
فَدَعَا
بِمَاءٍ فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ فَغَسَلَ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ مَضْمَضَ
وَاسْتَنْثَرَ ثَلاثًا ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاثًا ثُمَّ غَسَلَ يَدَيْهِ
مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ
فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ حَتَّى ذَهَبَ بِهِمَا
إِلَى قَفَاهُ ثُمَّ رَدَّهُمَا إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ ثُمَّ
غَسَلَ رِجْلَيْهِ
Artinya:"Rasulullah minta air, kemudia
beliau menuangkan air di atas kedua tangannya dan membasuhnya dua kali, lalu
berkumur dan mengisap ari ke hidung tiga kali, kemudain membasuh wajahnya tiga
kali, kemudian membasuh kedua tangannya dua kali sampai kedua sikunya, kemudian
mengusap kepalanya dengan kedua tangganya yang muka hingga belakang; memulai
dengan permulaan kepalanya sehingga menjalankan kedua tangannya sampai pada
tengkuknya, kemudian mengembalikanya pada tempat memulainya, kemudianmembasuh
kedua kakinya”.
e.
Hadits Abu Dawud (116) dan Nasai, Abdullah bin ‘Amr tentang sifatnya wudlu ia
berkata:
أَنَّ
رَجُلا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ كَيْفَ الطُّهُورُ فَدَعَا بِمَاءٍ فِي إِنَاءٍ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاثًا
ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاثًا ثُمَّ غَسَلَ ذِرَاعَيْهِ ثَلاثًا ثُمَّ مَسَحَ
بِرَأْسِهِ فَأَدْخَلَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّاحَتَيْنِ فِي أُذُنَيْهِ وَمَسَحَ
بِإِبْهَامَيْهِ عَلَى ظَاهِرِ أُذُنَيْهِ وَبِالسَّبَّاحَتَيْنِ بَاطِنَ
أُذُنَيْهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ ثَلاثًا ثَلاثًا ثُمَّ قَالَ هَكَذَا
الْوُضُوءُ فَمَنْ زَادَ عَلَى هَذَا أَوْ نَقَصَ فَقَدْ أَسَاءَ وَظَلَمَ أَوْ
ظَلَمَ وَأَسَاءَ
Artinya: "Sesungguhnya
seorang datang kepada Nabi saw., lalu bertanya : Ya Rasulullah bagaimana cara
bersuci ? Maka beliau minta air dalam bejana. Maka beliau membasuh kedua
telapak (tangan)nya tiga kali, kemudian memabsuh wajahnya tiga kali,
kemudian membasuh tanganya tiga kali, lalu mengusap kepalanya dan memasukkan kedua
telunjuknya pada kedua telinganya dan mengusapkan kedua ibu jari pada kedua
telinga yang luar, serta kedua telunjuk mengusapkan pada.kedua telinga yang
luar serta kedua telunjuk mengusapkan pada kedua telinga yang sebelah dalam.
Kemudian membasuh kedua kakinya tiga kali. Kemudian bersabda : Begini cara
berwudlu, maka barang siapa menambah atau mengurangi, maka ia telah berbuat
jelek atau dlahim".
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ
مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ
لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ
مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْوَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ
نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya:
Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
b. Hadits Bukhari (159)
dan Muslim, Khumran budak
Utsman bin Affan
أَنَّهُ
رَأَى عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ
إِنَائِهِ فَغَسَلَهُمَا ثَلاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِي الْوَضُوءِ
ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاثًا
وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلاثًا ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ
كُلَّ رِجْلٍ ثَلاثًا ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا وَقَالَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ
وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ
اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ *
Artinya: “Sesungguhbya ia melihat
‘Utsman telah minta air wudlu, maka dicucinya kedua telapak tanganya tiga kali,
lalu berkumur dan mengisap air dan menyemburkan, kemudian membasuhnya tiga
kali, lalu membasuh tangannya yang kanan sampai sikunya tiga kali kemudian yang
kiri seperti demikian itu pula, kemudian mengusap kepalanya lalau membasuh
kakinya yang kanan sampai kepada dua mata-kaki tiga kali kemudian yang kiri
seperti itu pula. Lalu berkata: ”Aku melihat Rasulullah s.a.w. wudlu seperti
wudluku ini. Dan siapa yang wudlu seperti wudluku ini, kemudian shalat dua
rakaat tidak hadats di dalamnya, Allah mengampuni dosanya yang lalu.
c. Hadits Ahmad (15846), Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim
berkata
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَجَعَلَ يَقُولُ هَكَذَا
يَدْلُكُ
Artinya: bahwa Rasulullah s.a.w. wudlu, maka beliau
mengerjakan demikian, yakni “menggosok".
d. Hadits Muslim
(362), dan Bukhari (133) Abu Hurairah berkata
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْتُمْ الْغُرُّ
الْمُحَجَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ إِسْبَاغِ الْوُضُوءِ فَمَنْ اسْتَطَاعَ
مِنْكُمْ فَلْيُطِلْ غُرَّتَهُ وَتَحْجِيلَهُ
Artinya: bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kamu
sekalian bersinar: muka, kaki dan tanganmu di hari kernudian. Sebab
menyempurnakan wudlu, maka siapa yang mampu diantaramu supaya melebihkan
sinarnya.”
e. Hadits Bukhari dan Muslim ( 396) ‘Aisyah berkata
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ التَّيَمُّنَ فِي
شَأْنِهِ كُلِّهِ فِي نَعْلَيْهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ
Artinya: bahwa Rasulullah s.a.w. suka mendahulukan
kanannya dalam segala hal‑nya, dalam memakai sandalnya, bersisirnya,dan bersucinya
f. Hadits Muslim (309) dan Abu
Dawud, 'Umar bin Khathab r.a.berkata :
أَنَّ
رَجُلا تَوَضَّأَ فَتَرَكَ مَوْضِعَ ظُفُرٍ عَلَى قَدَمِهِ فَأَبْصَرَهُ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ارْجِعْ فَأَحْسِنْ
وُضُوءَكَ فَرَجَعَ ثُمَّ صَلَّى
Artinya: “Sungguh telah datang seorang kepada Nabi
s.a.w. ia telah betwudlu tetapi telah meninggalkan sebagian kecil telapak
kakinya selebar kuku: Nabi melihatnya, maka bersabda Rasulullah s.a.w.: kembali dan
perbaikilah wudlumu. Mak orang itu lalu kembali berwudlu lalu shalat”.
g. Hadits Bukhari (58) dan Muslim (354), Nasai (110), Abdullah bin 'Amer :
تَخَلَّفَ
عَنَّا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفْرَةٍ سَافَرْنَاهَا
فَأَدْرَكَنَا وَقَدْ أَرْهَقَتْنَا الصَّلاَةُ وَنَحْنُ نَتَوَضَّأُ فَجَعَلْنَا
نَمْسَحُ عَلَى أَرْجُلِنَا فَنَادَى بِأَعْلَى صَوْتِهِ وَيْلٌ لِلأَعْقَابِ مِنَ
النَّارِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاثًا *
Artinya: Rasulullah SAW., tertinggal dari kami dalam perjalanan
bersama kami kemudian mendapati kami sedang shalat dan kami wudlu mengusap kaki
kami. Maka Rasulullah memanggil dengan suara tinggi "Neraka Wail itu bagi orang yang tidak
sempurna mencuci tumitnya."
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ
الْوُضُوءَ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ فُتِّحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ
يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ *
Artinya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapa yang
berwudlu dengan sempurna lalu mengucapkan: Asyhadu alla‑ ila‑ha illa‑Ilahu-wa-asyhadu
anna- Muhammadan 'abduhu‑wa rasu‑luh" melainkan akan dibukakanlah baginya
pintu Syurga yang delapan, yang dapat dimasuki dari mana yang ia hendaki".
b. Hadits Nasai (148), ‘Umar bin Khathab r.a. berkata:
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ
الْوُضُوءَ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي
مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ فُتِحَتْ لَهُ
ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ *
Artinya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Siapa
yang berwudlu dengan sempurna lalu mengucapkan: Asyhadu alla‑ ila‑ha illa‑Ilahu-wa-asyhadu
anna- Muhammadan 'abduhu‑wa rasu‑luh…minal mutathahhirin" melainkan akan dibukakanlah baginya
pintu Syurga yang delapan, yang dapat dimasuki dari mana yang ia hendaki".
(hadits ini
munqathi’)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ
مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ
لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ
عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْوَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ
نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
b. Hadits Ahmad (17398) dan
Ibnu Khuzaimah, Shafwan bin
'Assal al-Murady berkata
مَا
جَاءَ بِكَ قَالَ فَقُلْتُ جِئْتُ أَطْلُبُ الْعِلْمَ قَالَ فَإِنِّي سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ خَارِجٍ
يَخْرُجُ مِنْ بَيْتٍ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ إِلاَّ وَضَعَتْ لَهُ الْمَلاَئِكَةُ
أَجْنِحَتَهَا رِضًا بِمَا يَصْنَعُ قَالَ جِئْتُ أَسْأَلُكَ عَنِ الْمَسْحِ
بِالْخُفَّيْنِ قَالَ نَعَمْ لَقَدْ كُنْتُ فِي الْجَيْشِ الَّذِينَ بَعَثَهُمْ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَأَمَرَنَا أَنْ نَمْسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ إِذَا نَحْنُ أَدْخَلْنَاهُمَا
عَلَى طُهْرٍ ثَلَاثًا إِذَا سَافَرْنَا وَيَوْمًا وَلَيْلَةً إِذَا أَقَمْنَا
وَلاَ نَخْلَعَهُمَا إِلاَّ مِنْ جَنَابَةٍ *
Artinya: " Seorang datang kepadamu, seraya berkata : Saya datang
mohon ilmu, saya mendengan Rasulullah SAW., bersabda seorang keluar dari rumahnya mencari ilmu,
Malaikat meletakkan sayapnya karena ridla apa yang ia kerjakan. Ia berkata : Saya datang untuk
bertanya tentang mengusap dua khuf. Ia berkata ya., sungguh saya termasuk dalam
sekelompok tentara yang diutus Rasulullah SAW., maka
beliau memerintah kami
supaya mengusap atas kedua khuf, kalau kami memakai keduanya di waktu suci,
tiga hari jika kami bepergian dan satu hari satu malam jika tidak bepergian.
Dan kami tidak perlu membuka keduanya kecuali karena janabah.
c. Hadits Bukhari (132) dan Muslim, Abu Hurairah berkata :
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا تُقْبَلُ صَلاةُ مَنْ
أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ قَالَ رَجُلٌ مِنْ حَضْرَمَوْتَ مَا الْحَدَثُ يَا
أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ فُسَاءٌ أَوْ ضُرَاطٌ
Artinya: Bersabda Rasulullah s.a.w.: “tidak diterima shalat
salah seorang, jika ia berhadats kecuali ia berwudlu”. Dan salah seorang dari
Hadramaut bertanya : ”Apakah Hadats itu, Ya Abu Hurairah ?” Jawabnya : “ Ialah
kentut yang berbunyi atau yang tidak berbunyi”.
d. Hadis Muslim, Abu Dawud dan Tirmizi (70) dari Abu
Hurairah
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ
فِي الْمَسْجِدِ فَوَجَدَ رِيحًا بَيْنَ أَلْيَتَيْهِ فَلا يَخْرُجْ حَتَّى
يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ
Arttinya: Apabila salah seorang dari kamu ada dalam
masjid maka ia merasa ada angin diantara pantatnya, maka jangan keluar sehingga
mendengar suara atau mendapat bau
e. Hadits Bukhari
dan Muslim (456), Ali berkata
كُنْتُ
رَجُلا مَذَّاءً وَكُنْتُ أَسْتَحْيِي أَنْ أَسْأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَكَانِ ابْنَتِهِ فَأَمَرْتُ الْمِقْدَادَ بْنَ الأَسْوَدِ
فَسَأَلَهُ فَقَالَ يَغْسِلُ ذَكَرَهُ وَيَتَوَضَّأُ
Artinya : “Aku adalah orang yang sering mengeluarkan Madzi,
maka aku malu menanyakan pada Rasulullah s.a.w. karena putrinya menjadi
istriku, maka aku menyuruh Miqdad bin Aswad supaya menanyakannya”. Maka
bersabda Nabi s.a.w. “Hendaklah ia mencuci kemaluannya dan berwudlu".
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ
مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ
لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ
عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْوَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ
نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
b. Menurut tafsir Ibnu Abbas
مِنْ
اَنَ اللَّمْسَ مَعْنَاهُ الجِمَاعُ, كَمَا هُوَ الصَّحِيحُ المُخْتَارُ.
Artinya: bahwa menyentuh itu artinya bersetubuh, menurut
pendapat yang terpilih oleh ahli bahasa.
c. Hadits Nasai
(166) dan Ahmad (25034) Aisyah berkata
إِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَيُصَلِّي وَإِنِّي لَمُعْتَرِضَةٌ بَيْنَ يَدَيْهِ اعْتِرَاضَ
الْجَنَازَةِ حَتَّى إِذَا أَرَادَ أَنْ يُوتِرَ مَسَّنِي بِرِجْلِهِ *
Artinya: "Sungguh Rasulullah s.a.w. bershalat dan aku berbaring di mukanya melintang seperti
mayat, sehingga ketika beliau akan witir, beliau menyentuh aku dengan
kakinya".
d. Hadis Muslim
(751) dan Tirmizi, Aisyah berkata
فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَيْلَةً مِنَ الْفِرَاشِ فَالْتَمَسْتُهُ فَوَقَعَتْ يَدِي عَلَى بَطْنِ
قَدَمَيْهِ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ *(الحَدِيثُ)
Artinya: "Aku kehilangan Rasulullah s.a.w. pada suatu
malam dari tempat tidur, maka aku mencari dan memegang/meletakkan kedua
tanganku pada telapak kakinya".... seterusnya hadits.
اَنَّ
النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلاَ
يُصَلِّ حَتَّى يَتَوَضَّأَ.
Artinya: Bahwa
Nabi s.a.w. bersabda: "Barang siapa menyentuh kemaluannya,.maka jangan
shalat sebelum berwudlu.
b. Hadits Thabrani, Thalq bin Ali, berkata :
مَنْ
مَسَّ فَرْجَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ. اَخْرَجَهُ الطَّبْرَنِى وَصَحَّحَهُ.
Artinya: "Barang
siapa menyentuh kemaIuanya, maka berwudlulah". (Diriwayatkan oleh Thabrani
dan dishahihkannya)
c. Hadits Ahmad (6779), 'Amr bin Sju ‘aib,
dari ayah nya, dari kakeknya
عَنِ
النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اَيُّمَا رَجُلٍ مَسَّ
فَرْجَهُ فَلْيَتَوَضَّأْ. اَيُّمَا امْرَأَةٍ مَسَّتْ فَرْجَهَا فَلْيَتَوَضَّأْ.
Artinya: Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Siapa sahaja orang laki‑laki yang menyentuh kernaluannya
maka berwudlulah dan siapa sahaja orang perempuan yang menyentuh kemaluannya,
maka berwudlulah".
d. Hadits Ibnu Hibban
dalam Shahihnya dan dishahihkan o1eh Hakim dan Ibnu'Abdil‑Bar, Abu Hurairah
berkata
اِذَا
اَفْضَى
اَحَدُكُمْ بِيَدِهِ اِلَى فَرْجِهِ لَيْسَ دُونَهَا حِجَابٌ وَلاَ سَتْرٌ فَقَدْ
وَجَبَ عَلَيهِ الوُضُوءُ.
Artinya: "Apabila
seorang dari kamu sekalian memegang kemaluannya dengan tidak pakai tutup, maka
wajiblah berwudlu".
قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ العَينَانِ وِكَاءُ السَّهِ فَمَنْ نَامَ
فَلْيَتَوَضَّأْ
Artinya: bersabda Rasulullah s.a.w.: "Kedua mata itu
bagaikan tali dubur. Maka siapa telah tidur, berwudlulah".
b. Hadits
Al-Tirmidzi (72) dan Ahmad (2201), Ibnu Abbas berkata :
اَنَّهُ
رَاَى رَسُولَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَامَ وَهُوَ سَاجِدٌ حَقَّ
غَطَّ وَنَفَخَ ثُمَّ قَامَ يُصَلِّى فَقُلْتُ يَا رَسُولَ الله اِنَّكَّ نِمْتَ
قَالَ: اِنَّ الوُضُوءَ لاَ يَجِبُ اِلاَّ عَلَى مَنْ نَامَ مُضْطَجِعًا فَاِنَّهُ
اِذَااضْطَجِعَ اسْتَرْخَتْ مَفَاصِلُهُ.
Artinya: bahwa
ia melihat Rasulullah s.a.w. tidur
sedang beliau bersujud sehingga mendekur, kemudian berdiri shalat., Maka aku
berkata:"Hai Rasulullah, sesungguhnya engkau telah tertidur". Maka
beliau bersabda: "Sesungguhnya wudlu itu tidak wajib (tidak batal)
melainkan bagi orang yang tidur berbaring: karena jika berbaring lemaslah sendi‑sendinya".
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ
مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ
لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ
عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْوَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ
نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
b. Hadits Muslim (519),
Abu Sa’id al-Khudri berkata :
اِنَّمَا
المَاءُ مِنَ المَاءِ.
Artinya: "Sesungguhnya air itu dari air."
c. Hadits Ahmad (851), lbnu Majah dan Tirmidzi,
Ali r.a. berkata :
كُنْتُ
رَجُلاً مُذَّاءً فَسَاَلَتْ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ:
فِى المّذِىِّ الوُضُوءُ وَفِى المَنِىِّ الغُسْلُ.
Artinya: "Adalah aku seorang yang sering mengeluarkan
madzi, maka aku bertanya kepada Nabi s.a.w. maka jawabnya:”Keluar madzi, harus
wudlu, dan keluar mani, mandi".
d. Hadits Bukhari
dan Muslim (471), Ummi Salamah bertkata :
يَا
رَسُولَ الله اِنَّ الله لاَيَسْتَحْيِى مِنَ الحَقِّ فَهَلْ عَلَى المَرْاَةِ
الغُسْلُ اِذَا احْتَلَمَتْ؟ قَالَ: نَعَمْ اِذَا رَاَتِ المَاءَ.
Artinya: "Hai Rasulullah s.a.w., sungguh Tuhan tidak
malu dari barang hak, adakah wajib mandi bagi wanita kalau mimpi?"..
Beliau s.a.w. menjawab: "Ya, kalau melihat, mani”.
[24] Hadits Bukhari, Muslim (525) dan lain‑lainnya, Abu Hurairah berkata :
اِذَا
جَلَسَ بَينَ شُعَبِهَاالاَرْبَعِ ثُمَّ جَهَدَهَا فَقَدْ وَجَبَ عَلَيهِ
الغَسْلُ.
Artinya: Menurut hadits: "Apabila seorang bersetubuh,
maka wajiblah mandi”.
قَالَ
رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِذَا اَرَادَ اَحَدُكُمْ اَنْ
يَأْتِيَ الجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ.
Artinya: Rasulullah s.a.w.bersabda: "Apabila salah
seorang dari kamu sekalian. Akan menghadiri shalat Jum’ah, maka hendaklah
mandi".
[26]Hadits Darimi, Tirmizi dan lainnya, Zaid bin
Tsabit berkata ;
أَنَّ رَسُولَ الله صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِغْتَسَلَ لإحْرَامِهِ
Artinya: Bahwa
Rasulullah saw., mandi untuk ihramnya.
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ
أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى
يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Artinya: Mereka bertanya
kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran".
oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan
janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka Telah
suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri.
b. Hadits Bukhari (309), 'Aisyah
r.a. berkata :
أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ أَبِي حُبَيْشٍ كَانَتْ
تُسْتَحَاضُ فَسَأَلَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ
ذَلِكِ عِرْقٌ وَلَيْسَتْ بِالْحَيْضَةِ فَإِذَا أَقْبَلَتِ الْحَيْضَةُ فَدَعِي
الصَّلاةَ وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْتَسِلِي وَصَلِّي *
Artinya: bahwa Fathimah binti Abi Hubaisj "berair
merah" (istihadlah), ‑lalu menanyakan kepada Nabi s.a.w., bersabda:
"Itulah darah penyakit, bukanhaidl maka kalau kau berhaidl maka
tinggalkanlah shalat dan kalau sudah selesai maka mandilah, lalu shalatlah.”
الكَفُّ
: الرَّاحَةُ مَعَ الأَصَابِعِ
Artinya:
Telapak (tangan) yaitu telapak
tangan beserta jari-jari
b. Al-Munjid Fil Lughah wa al-Álam, hal.
689
الكَفُّ
: اليَدُ أَو الرَّاحَةُ مَعَ الأَصَابِعِ
Artinya: Telapak (tangan) yaitu tangan atau Telapak tangan beserta jari-jari
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ
الْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى
شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلاةِ ثُمَّ
يَأْخُذُ الْمَاءَ فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ الشَّعْرِ حَتَّى إِذَا
رَأَى أَنْ قَدِ اسْتَبْرَأَ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ
أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ *
Artinya: Rasulullah
saw. itu kalau mandi karena junub, ia mulai membasuh kedua tangannya,
kemudian menuangkan dengan kanannya pada kirinya, lalu mencuci kemaluannya,
lalu berwudlu sebagai wudlunya untuk shalat; kemudian mengambil air dan
memasukkan jari‑jarinya di pangkal rambutnya sehingga apabila ia merasa bahwa
sudah merata, ia siramkan air untuk kepalanya tiga tuangan, lalu
meratakan seluruh badannya; kemudian membasuh kedua kakinya.
b. Hadits Bukhari (240), Aisyah r.a istri Nabi
saw., berkata :
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ
الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلاةِ
ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ
ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ
عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ *
Artinya: Sesungguhnya Nabi saw., apabila mandi junub, ia
memulai dengan membasuh kedua tangannya, kemudian wudlu seperti wudlu untuk
shalat, lalu memasukkan jari-jarinya ke dalam air, dan menyela-nyelai dasar
rambutnya dengannya. Kemudian menuangkan (air) di atas kepalanya tiga ciduan
dengan kedua tangannya, kemudian meratakan air ke seluruh kulitnya.
c.Hadits Bukhari (1),
Muslim (3530), Tirmidzi (1071, Nasai (74), Abu Dawud (1882), Ibnu Majah (4218),
Ahmad (163), Umar Ibnul Khaththab berkata di atas mimbar :
سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلعم يَقُوْلُ : اِنَّمَا الاَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَ هِجْرَتُهُ
إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَو إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى
مَاهَجَرَ إِلَيهِ
Artinya: “Saya mendengan Rasulullah saw., bersabda :
Sesuangguhnya pekerjaan itu disertai dengan niyatnya. Dan
sesungguhnya bagi setiap orang tergantung niatnya, maka barang siapa hijrahnya
karena dunia akan didapatnya atau karena perempuan akan dinikahinya. Maka
hijrahnya tergantung untuk apa (niat) hijrahnya.
أَدْنَيْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ غُسْلَهُ مِنَ الْجَنَابَةِ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاثًا
ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فِي الإِنَاءِ ثُمَّ أَفْرَغَ بِهِ عَلَى فَرْجِهِ
وَغَسَلَهُ بِشِمَالِهِ ثُمَّ ضَرَبَ بِشِمَالِهِ الأَرْضَ فَدَلَكَهَا دَلْكًا
شَدِيدًا ثُمَّ تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلاةِ ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاثَ
حَفَنَاتٍ مِلْءَ كَفِّهِ ثُمَّ غَسَلَ سَائِرَ جَسَدِهِ *
Artinya: "Saya mendekati mandi junubnya
Rasulullah saw., Ia membasuh kedua tapak tangannya dua kali atau tiga kali,
kemudian ia memasukkan tangannya ke dalam bejana. Kemudian
menuangkan air pada kemaluannya dan membasuhnya dengan tangan kirinya, lalu
digosokkan tangannya pada tanah. Maka ia gosok dengan sangat. Kemudian wudlu
se3perti wudlu untuk shalat. Kemudian menuangkan aitr di atas kepalanya tiga
kali tuangan sepenuh telapak tangannya, lalu membasuh seluruh badannya".
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ
الْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى
شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلاةِ ثُمَّ
يَأْخُذُ الْمَاءَ فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ الشَّعْرِ حَتَّى إِذَا
رَأَى أَنْ قَدِ اسْتَبْرَأَ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ
أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ *
Artinya: Rasulullah
saw. itu kalau mandi karena junub, ia mulai membasuh kedua tangannya,
kemudian menuangkan dengan kanannya pada kirinya, lalu mencuci kemaluannya,
lalu berwudlu sebagai wudlunya untuk shalat; kemudian mengambil air dan
memasukkan jari‑jarinya di pangkal rambutnya sehingga apabila ia merasa bahwa
sudah merata, ia siramkan air untuk kepalanya tiga tuangan, lalu meratakan
seluruh badannya; kemudian membasuh kedua kakinya.
[32] Bukhari, (272) , Maimunah berkata :
سَتَرْتُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَغْتَسِلُ مِنَ الْجَنَابَةِ
فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ صَبَّ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ فَغَسَلَ فَرْجَهُ
وَمَا أَصَابَهُ ثُمَّ مَسَحَ بِيَدِهِ عَلَى الْحَائِطِ أَوِ الأَرْضِ ثُمَّ
تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلاةِ غَيْرَ رِجْلَيْهِ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى جَسَدِهِ
الْمَاءَ ثُمَّ تَنَحَّى فَغَسَلَ قَدَمَيْهِ *
Artinya: Saya
menutupi Nabi SAW., dan Beliau sedang mandi janabah, maka beliau membasuh kedua
tangannnya, kemudian menuangkan dengan tangan kanannya atas tangan kiriny.
Kemdian membasuh farjinya, lalu mengusap dengan tangannya pada tanah. Kemdian
wudlu seperti wudlu untuk shalat selain kedua kakinya, kemudian menuangkan air
ke seluruh tubuhnya, kemudian terakhir membasuh kedua kakinya
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ
الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ
لِلصَّلاةِ ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ
شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ثُمَّ يُفِيضُ
الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ
*
Artinya: Sesungguhnya Nabi SAW.,
apabila mandi janabah beliau mulai membasuh kedua
tanggannya, kemudian wudlu seperti wudlu untuk shalat. Kemudian
memasukkan jari-jemarinya ke dalam air, lalu dengan jari –jemarinya
menyela-nyelai pangkal rambut. Kemudian menuangkan air dengan kedua tangannya di atas kepalanya tiga
kali, lalu menuangkan air atas kulitnya seluruhnya.
كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ
دَعَا بِشَيْءٍ نَحْوَ الْحِلابِ فَأَخَذَ بِكَفِّهِ فَبَدَأَ بِشِقِّ رَأْسِهِ الأَيْمَنِ
ثُمَّ الأَيْسَرِ فَقَالَ بِهِمَا عَلَى وَسَطِ رَأْسِهِ
Artinya: Jika Nabi s.a.w. mandi karena janabah, beliau
minta suatu wadah, (seumpama ember) lalu mengambil air dengan telapak tangannya
dan memulai dari sisi kepalanya yang sebelah kanan lalu yang sebelah kiri, lalu
mengambil air dengan kedua telapak tangannya, maka ia, membasuh kepalanya
dengan keduanya.
b. Hadits Muslim (500), Bukhari (303) Aisyah berkata :
أَنَّ أَسْمَاءَ سَأَلَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَنْ غُسْلِ الْمَحِيضِ فَقَالَ تَأْخُذُ إِحْدَاكُنَّ مَاءَهَا
وَسِدْرَتَهَا فَتَطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا
فَتَدْلُكُهُ دَلْكًا شَدِيدًا حَتَّى تَبْلُغَ شُؤُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَصُبُّ
عَلَيْهَا الْمَاءَ ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِهَا * الحَدِيْث.
Artinya: "Sesungguhnya Asma menanyakan kepada Nabi
s.a.w. tentang mandinya orang haidl, maka bersabda s.a.w.: "Ambillah
seorang dari kamu sekalian akan air dan daun bidara, lalu mandilah dengan baik‑baik,
lalu curahkan air lagi dari atas
kepalanya dan gosok dengan sebaik‑baiknya, sehingga –sampai kedasar kepalanya,
lalu curahkan air lagi dari atasnya, kemudian ambil, sepotong kapas (kain yang
diberi minyak kesturi), lalu usaplah dengan kain itu…….seterusnya hadits.
(catatan hadits ini tidak relefan dengan putusan tarjih)
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ
الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ
لِلصَّلاةِ ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ
شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ثُمَّ يُفِيضُ
الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ
*
Artinya: Sesungguhnya Nabi SAW., apabila mandi janabah mulai membasuh kedua
tanggannya, kemudia wudlu seperti wudlu untuk shalat. Kemudian memasukkan
jari-jemarinya ke dalam air, lalu dengan jari –jemarinya menyela-nyelai pangkal
rambut. Kemudian menuangkan air dengan kedua tangannya di atas kepalanya tiga
kali, lalu menuangkan air atas kulitnya seluruhnya.
b. Muslim (497), Nasai (241) Abu Dawud (219), Ummu salamah berkata
يَا
رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي امْرَأَةٌ أَشُدُّ ضَفْرَ رَأْسِي فَأَنْقُضُهُ لِغُسْلِ
الْجَنَابَةِ قَالَ لا إِنَّمَا يَكْفِيكِ أَنْ تَحْثِيَ عَلَى رَأْسِكِ ثَلاثَ
حَثَيَاتٍ ثُمَّ تُفِيضِينَ عَلَيْكِ الْمَاءَ فَتَطْهُرِينَ *
Artinya: Ya Rasulullah ! Saya perempuan
memintal (rambut) kepalaku dengan kera, kemudia akau melepasnya untuk mandi
janabah. Rasulullah bersabda : “Jangan! Cukup bagimu menuangkan (air) di atas
kepalamu tiga tuangan, kemudian mengalirkan air (ke seluruh tubuh) mu, maka
sucilah kamu.”
[36] a. Hadits Ibnu Majah (633),
'Aisyah r.a. berkata :
اَنَّ
النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهَا وَكَانَتْ حَائِضًا:
اُنْقُضِى شَعَرَكِ وَاغْتَسِلِى.
Artinya: bahwa Nabi saw. bersabda kepadanya padahal dia
sedang haidl: "Lepaskanlah rambutmu dan mandilah.”
b.
Hadits Muslim (474), 'Aisyah r.a berkata :
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ
الْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى
شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلاةِ ثُمَّ
يَأْخُذُ الْمَاءَ فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ الشَّعْرِ حَتَّى إِذَا
رَأَى أَنْ قَدِ اسْتَبْرَأَ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ
أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ *
Artinya: bahwa Nabi saw. itu kalau mandi karena junub, ia
mulai membasuh kedua tangannya, kemudian menuangkan dengan kanannya pada kirinya,
lalu mencuci kemaluannya, lalu berwudlu sebagai wudlunya untuk shalat; kemudian
mengambil air dan memasukkan jari‑jarinya di pangkal rambutnya sehingga apabila
ia merasa bahwa sudah merata, ia siramkan air untuk kepalanya tiga tuangan,
lalu meratakan seluruh badannya; kemudian membasuh kedua kakinya.
c. Hadits Bukhari (240), Aisyah
istri Nabi SAW.,
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ
الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ
لِلصَّلاةِ ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ
شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ثُمَّ يُفِيضُ
الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ *
Artinya: Sesungguhnya Nabi SAW., apabila mandi janabah mulai membasuh kedua
tanggannya, kemudia wudlu seperti wudlu untuk shalat. Kemudian memasukkan
jari-jemarinya ke dalam air, lalu dengan jari –jemarinya menyela-nyelai pangkal
rambut. Kemudian menuangkan air dengan kedua tangannya di atas kepalanya tiga
kali, lalu menuangkan air atas kulitnya seluruhnya.
[37] Hadits Bukhari dan Muslim (474), 'Aisyah r.a
berkata :
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ
الْجَنَابَةِ يَبْدَأُ فَيَغْسِلُ يَدَيْهِ ثُمَّ يُفْرِغُ بِيَمِينِهِ عَلَى
شِمَالِهِ فَيَغْسِلُ فَرْجَهُ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلاةِ ثُمَّ
يَأْخُذُ الْمَاءَ فَيُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي أُصُولِ الشَّعْرِ حَتَّى إِذَا
رَأَى أَنْ قَدِ اسْتَبْرَأَ حَفَنَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاَثَ حَفَنَاتٍ ثُمَّ
أَفَاضَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ *
Artinya: bahwa Nabi saw. itu kalau mandi karena junub, ia
mulai membasuh kedua tangannya, kemudian menuangkan dengan kanannya pada
kirinya, lalu mencuci kemaluannya, lalu berwudlu sebagai wudlunya untuk shalat;
kemudian mengambil air dan memasukkan jari‑jarinya di pangkal rambutnya
sehingga apabila ia merasa bahwa sudah merata, ia siramkan air untuk kepalanya
tiga tuangan, lalu meratakan seluruh badannya; kemudian membasuh kedua kakinya.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ
مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ
لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ
عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْوَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ
نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua
mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan,
lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
b. Hadits Abu Dawud (284)
dan Daraquthni, Jabir berkata
خَرَجْنَا
فِي سَفَرٍ فَأَصَابَ رَجُلا مِنَّا حَجَرٌ فَشَجَّهُ فِي رَأْسِهِ ثُمَّ
احْتَلَمَ فَسَأَلَ أَصْحَابَهُ فَقَالَ هَلْ تَجِدُونَ لِي رُخْصَةً فِي
التَّيَمُّمِ فَقَالُوا مَا نَجِدُ لَكَ رُخْصَةً وَأَنْتَ تَقْدِرُ عَلَى
الْمَاءِ فَاغْتَسَلَ فَمَاتَ فَلَمَّا قَدِمْنَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُخْبِرَ بِذَلِكَ فَقَالَ قَتَلُوهُ قَتَلَهُمْ اللَّهُ أَلا
سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ إِنَّمَا
كَانَ يَكْفِيهِ أَنْ يَتَيَمَّمَ
Artinya:
"Kami sedang dalam, bepergian lalu seorang dari
pada kami terkena batu sehingga melukai kepalanya; kernudian ia bermimpi
(mengeluarkan air mani), maka ia bertanya kepada teman‑temannya: Apakah kamu
berpendapat bahwa aku mendapat kemurahan bertayammum?"Dijawab oleh mereka:
"Kami tidak berpendapat bahwa karnu mendapat kemurahan, sedang kamu kuasa
memakai air". Maka mandilah ia lalu meninggal dunia. Tatkala kami datang
kepada Nabi s.a.w.”kami khabarkan yang demikian itu, maka bersabda Nabi
s.a.w.:” mereka membunuh dia,
"Dikutuk Allah mereka" mengapa mereka tidak bertanya sedang
mereka tidak mengerti? Obat untuk kebodohan adalah bertanya. Sesungguhnya cukup
baginya bertayammum".
[39] Ahmad (17144), Abu Dawud dan Daruqutni, Amr bin Ash berkata
لَمَّا
بَعَثَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ ذَاتِ السَّلاَسِلِ
قَالَ احْتَلَمْتُ فِي لَيْلَةٍ بَارِدَةٍ شَدِيدَةِ الْبَرْدِ فَأَشْفَقْتُ إِنِ
اغْتَسَلْتُ أَنْ أَهْلَكَ فَتَيَمَّمْتُ ثُمَّ صَلَّيْتُ بِأَصْحَابِي صَلاَةَ
الصُّبْحِ قَالَ فَلَمَّا قَدِمْنَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ يَا عَمْرُو صَلَّيْتَ بِأَصْحَابِكَ
وَأَنْتَ جُنُبٌ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي احْتَلَمْتُ فِي
لَيْلَةٍ بَارِدَةٍ شَدِيدَةِ الْبَرْدِ فَأَشْفَقْتُ إِنِ اغْتَسَلْتُ أَنْ
أَهْلَكَ وَذَكَرْتُ قَوْلَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ( وَلاَ تَقْتُلُوا
أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا ) فَتَيَمَّمْتُ ثُمَّ
صَلَّيْتُ فَضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ
يَقُلْ شَيْئًا *
Artinya: bahwa sesungguhnya diutus ke medan perang.
Dza-tussalasil ia berkata: "Aku mimpi (mengeluarkan air mani) pada suatu
malam yang amat dingin, maka aku takut jika aku mandi akan berbahaya, aku
tayammum; kemudian aku shalat Shubuh. bersama‑sama shahabat‑shahabatku. Tatkala
kami datang pada Nabi s.a.w. mereka menceritakan hal itu, kepadanya; maka
beliau bersabda padanya: "Hai 'Amr, engkau shalat bersama‑sama shahabat‑shahabatmu
sedang engkau junub?" Maka aku menyahut: Ya ! Ya Rasulullah “ Sesungguhnya saya mimpi
pada malam yang sangat dingin maka saya
takut jika saya mandi lalu celaka dan Saya ingat akan firman Tuhan Allah
s.w.t.:- dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Tuhan Allah Itu belas
kasih kepadamu‑ maka aku bertayammum dan lalu saya shalat". Maka
tertawalah Rasulullah saw. Dan tidak bersabda apa-apa.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ
ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ
إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ
مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ
لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا
فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ
عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْوَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ
نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya:
Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
b. Hadits Abu Dawud
(284) dan Daraquthni, Jabir berkata
خَرَجْنَا
فِي سَفَرٍ فَأَصَابَ رَجُلاً مِنَّا حَجَرٌ فَشَجَّهُ فِي رَأْسِهِ ثُمَّ
احْتَلَمَ فَسَأَلَ أَصْحَابَهُ فَقَالَ هَلْ تَجِدُونَ لِي رُخْصَةً فِي
التَّيَمُّمِ فَقَالُوا مَا نَجِدُ لَكَ رُخْصَةً وَأَنْتَ تَقْدِرُ عَلَى
الْمَاءِ فَاغْتَسَلَ فَمَاتَ فَلَمَّا قَدِمْنَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُخْبِرَ بِذَلِكَ فَقَالَ قَتَلُوهُ قَتَلَهُمُ اللَّهُ أَلا
سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا فَإِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّؤَالُ إِنَّمَا
كَانَ يَكْفِيهِ أَنْ يَتَيَمَّمَ
Artinya: "Kami sedang dalam, bepergian lalu seorang dari
pada kami terkena batu sehingga melukai kepalanya; kernudian ia bermimpi
(mengeluarkan air mani), maka ia bertanya kepada teman‑temannya: Apakah kamu
berpendapat bahwa aku mendapat kemurahan bertayammum? "Dijawab
oleh mereka: "Kami tidak berpendapat bahwa karnu mendapat kemurahan,
sedang kamu kuasa memakai air". Maka mandilah ia lalu meninggal dunia.
Tatkala kami datang kepada Nabi s.a.w.”kami khabarkan yang demikian itu, maka
bersabda Nabi s.a.w.:” mereka membunuh dia,
"Dikutuk Allah mereka" mengapa mereka tidak bertanya sedang mereka tidak mengerti? Obat
untuk kebodohan adalah bertanya. Sesungguhnya cukup baginya bertayammum".
[41] Bukhari (325), Muslim (554),
Abu Daud (278), dan An-Nasai (309), Abdullah bin Yasar budak Maimunah
istri Rasulullah SAW., berkata :
دَخَلْنَا
عَلَى أَبِي جُهَيْمِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ الصِّمَّةِ الأَنْصَارِيِّ فَقَالَ أَبُو
الْجُهَيْمِ الأَنْصَارِيُّ أَقْبَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مِنْ نَحْوِ بِئْرِ جَمَلٍ فَلَقِيَهُ رَجُلٌ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ
عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى أَقْبَلَ عَلَى
الْجِدَارِ فَمَسَحَ بِوَجْهِهِ وَيَدَيْهِ ثُمَّ رَدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمَ *
Artinya: Kami masuk kepada Abi Juhaim bin Al-Harits bin As-Shimmah Al-Anshary.
Maka Abu Juhaim Al-Anshary berkata “Nabi SAW., datang dari sumur unta, maka
salah seorang menemuinya dengan mengucapkan salam kepadanya, sedang Nabi SAW.,
tidak menjawabnya sehingga beliau mendatangi tembok, kemudian mengusap wajahnya
dan kedua tangannya, baru menjawab
salam.
[42] Hadits Bukhari (1), Muslim (3530), Tirmidzi (1071, Nasai (74), Abu
Dawud (1882), Ibnu Majah (4218), Ahmad (163), Umar Ibnul Khaththab berkata di
atas mimbar :
سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلعم يَقُوْلُ : اِنَّمَا الاَعْمَالُ
بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَ هِجْرَتُهُ
إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَو إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى
مَاهَجَرَ إِلَيهِ
Artinya:
“Saya mendengan Rasulullah saw., bersabda : Sesuangguhnya pekerjaan
itu disertai dengan niyatnya. Dan sesungguhnya bagi setiap orang tergantung
niatnya, maka barang siapa hijrahnya karena dunia akan didapatnya atau karena
perempuan akan dinikahinya. Maka hijrahnya tergantung untuk apa (niat)
hijrahnya.
[43] a. Ibrahim Madkur, Al-mu’jam Al-Wasith, II, hal 792
الكَفُّ
: الرَّاحَةُ مَعَ الأَصَابِعِ
Artinya:
Telapak (tangan) yaitu telapak
tangan beserta jari-jari
b. Al-Munjid Fil Lughah wa al-Álam,
hal. 689
الكَفُّ
: اليَدُ أَو الرّاَحَةُ مَعَ الأَصَابِعِ
Artinya: Telapak (tangan) yaitu tangan atau Telapak tangan beserta jari-jari
أَنَّ
رَجُلا أَتَى عُمَرَ فَقَالَ إِنِّي أَجْنَبْتُ فَلَمْ أَجِدْ مَاءً فَقَالَ لا
تُصَلِّ فَقَالَ عَمَّارٌ أَمَا تَذْكُرُ يَا
أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ أَنَا وَأَنْتَ فِي سَرِيَّةٍ فَأَجْنَبْنَا فَلَمْ
نَجِدْ مَاءً فَأَمَّا أَنْتَ فَلَمْ تُصَلِّ وَأَمَّا أَنَا فَتَمَعَّكْتُ فِي
التُّرَابِ وَصَلَّيْتُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ أَنْ تَضْرِبَ بِيَدَيْكَ الأَرْضَ ثُمَّ تَنْفُخَ ثُمَّ
تَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَكَ وَكَفَّيْكَ
Artinya: "Seorang datang kepada Umar seraya berkata : Aku
pernah berjanabat dan tidak mendapat air, sedang kamu tidak shalat. ‘Amar berkata: Kamu ingat ya Amir al-mu’minin,
ketrika saya dan kamu dalam peperangan dan saya junub dan tidak ada air, kamu
tidak shalat, sedang saya berguling-gulinglah dalam debu dan shalat. Nabi
s.a.w. bersabda: “Sesungguhn‑ya mencukupi bagimu begini : lalu beliau
meletakkan kedua tangannya di tanah dan meniupnya, kemudian mengusap mukanya
dan telapak tangannya dengan kedua tangannya”.
الكَفُّ
: الرّاَحَةُ مَعَ الأَصَابِعِ
Artinya:
Telapak (tangan) yaitu telapak
tangan beserta jari-jari
b. Al-Munjid Fil Lughah wa al-Álam,
hal. 689
الكَفُّ
: اليَدُ أَو الرّاَحَةُ مَعَ الأَصَابِعِ
Artinya: Telapak (tangan) yaitu tangan atau Telapak tangan beserta jari-jari
أَنَّ
رَجُلا أَتَى عُمَرَ فَقَالَ إِنِّي أَجْنَبْتُ فَلَمْ أَجِدْ مَاءً فَقَالَ لا
تُصَلِّ فَقَالَ عَمَّارٌ أَمَا تَذْكُرُ يَا
أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ أَنَا وَأَنْتَ فِي سَرِيَّةٍ فَأَجْنَبْنَا فَلَمْ
نَجِدْ مَاءً فَأَمَّا أَنْتَ فَلَمْ تُصَلِّ وَأَمَّا أَنَا فَتَمَعَّكْتُ فِي
التُّرَابِ وَصَلَّيْتُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ أَنْ تَضْرِبَ بِيَدَيْكَ الأَرْضَ ثُمَّ تَنْفُخَ ثُمَّ
تَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَكَ وَكَفَّيْكَ
Artinya: "Seorang datang kepada Umar seraya berkata : Aku
pernah berjanabat dan tidak mendapat air, sedang kamu tidak shalat. ‘Amar berkata: Kamu ingat ya Amir al-mu’minin,
ketrika saya dan kamu dalam peperangan dan saya junub dan tidak ada air, kamu
tidak shalat, sedang saya berguling-guling dalam debu dan shalat. Nabi s.a.w.
bersabda: “Sesungguhn‑ya mencukupi bagimu begini : lalu beliau meletakkan kedua
tangannya di tanah dan meniupnya, kemudian mengusap mukanya dan telapak
tangannya dengan kedua tangannya”.
Sumber : TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYAWARAH DAERAH TARJIH MUHAMMADIYAH KOTA SURABAYA NO. 51 /TNF/III.0/E/ 2007 TAHUN 1428 H/2007 M
BAB II
SHALAT MAKTUBAH
A.
PENGERTIAN DAN FUNGSI SHALAT
Shalat adalah suatu ibadah yang dimulai dengan
takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam serta dilakukan dengan cara-cara
tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan shalat maktubah yaitu shalat wajib lima
waktu; Maghrib, Isya’, Shubuh, Dluhur dan Ashar.
Adapun fungsi Shalat diantaranya adalah untuk mengingat
Allah dan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an
:
1.
Surat Thaha (20) : ayat 14
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Artinya:
Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.
2.
Surat
Al-Ankabut (29) : ayat
45
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Artinya: Bacalah apa
yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al-Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)
keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
B.
HAL-HAL YANG HARUS DIPENUHI SEBELUM SHALAT
Sebelum
melakukan shalat harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
1. Suci dari hadats,[1]
2. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis,
3. Menutup aurat (bagian badan yang harus ditutup), bagi :
a.
Laki-laki ; dari
pusar sampai lutut. [2]
b.
Perempuan ; seluruh anggota badan,
kecuali telapak tangan dan wajah.[3]
4. Sudah masuk waktu Shalat,[4]
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا تُقْبَلُ صَلاَةُ مَنْ
أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ قَالَ رَجُلٌ مِنْ حَضْرَمَوْتَ مَا الْحَدَثُ يَا
أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ فُسَاءٌ أَوْ ضُرَاطٌ
*
Artinya: "Bersabda Rasulullah s.a.w.: “Tuhan Alllah tidak menerima
sembahnyang dari salah seorang dari kamu sekalian, jika ia berhadats kecuali ia
berwudlu”. Dan Abu Khurairah telah menerangkan kepada orang yang telah bertanya
kepadanya:” Apakah Hadats itu?” Jawabnya: “ Ialah kentut yang berbunyi atau
yang tidak berbunyi”.
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا أَبْنَاءَكُمْ
بِالصَّلاةِ لِسَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا لِعَشْرِ سِنِينَ
وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ وَإِذَا أَنْكَحَ أَحَدُكُمْ عَبْدَهُ
أَوْ أَجِيرَهُ فَلا يَنْظُرَنَّ إِلَى شَيْءٍ مِنْ عَوْرَتِهِ فَإِنَّ مَا
أَسْفَلَ مِنْ سُرَّتِهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ مِنْ عَوْرَتِهِ
Artinya :
Rasulullah bersabda “Surulah anak-anakmu mengerjakan shalat setelah
umur tujuh tahun. Dan pukullah mereka (jika enggan shalat) setelah umur sepuluh
tahun. Pisahkan di antara mereka tempat tidurnya, dan apabila salah seorang di
antara kamu menikahkan budaknya, maka jangan melihat auratnya. Maka
sesungguhnya apa yang ada di bawah pusatnya sampai lututnya adalah bagian dari
auratnya.
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ
أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا
مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا
يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ
بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ
إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ
نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي
الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى
عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ
مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: Katakanlah kepada wanita
yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau
ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka,
atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam,
atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
b. Al-Qur’an Surat Al-Ahzab (33) : ayat 59,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ
وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ
ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا
رَحِيمًا
Artinya: Hai nabi, Katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka".
yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di
ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
c. Hadits Abu Dawud (546) dan Ahmad (6467), Abu Syu’aib berkata :
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا أَبْنَاءَكُمْ
بِالصَّلاةِ لِسَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا لِعَشْرِ سِنِينَ
وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ وَإِذَا أَنْكَحَ أَحَدُكُمْ عَبْدَهُ
أَوْ أَجِيرَهُ فَلا يَنْظُرَنَّ إِلَى شَيْءٍ مِنْ عَوْرَتِهِ فَإِنَّ مَا
أَسْفَلَ مِنْ سُرَّتِهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ مِنْ عَوْرَتِهِ
Artinya : Rasulullah bersabda “Surulah
anak-anakmu mengerjakan shalat setelah umur tujuh tahun. Dan pukullah mereka
(jika enggan shalat) setelah umur sepuluh tahun. Pisahkan di antara mereka
tempat tidurnya, dan apabila salah seorang di antara kamu menikahkan budaknya,
maka jangan melihat auratnya. Maka sesungguhnya apa yang ada di bawah pusatnya
sampai lututnya adalah bagian dari auratnya.
d. Ibrahim Madkur,
Al-Mu’jam Al-Wasith, II, hal 792
الكَفُّ :
الرّاَحَةُ مَعَ الأَصَابِعِ
Artinya: Telapak (tangan) yaitu telapak tangan beserta jari-jari
e. Al-Munjid Fil Lughah wa al-Álam, hal. 689
الكَفُّ : اليَدُ أَو الرّاَحَةُ
مَعَ الأَصَابِعِ
Artinya: Telapak (tangan) yaitu tangan atau telapak tangan beserta
jari-jari
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ
قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan
shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu
berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana
biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman.
b. Al-Qur’an Surat Al-Isra (17) : ayat 78
أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى
غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
Artinya: Dirikanlah shalat dari
sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat)
subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ
الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ
لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا
مِنْهُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي وَلِأُتِمَّ نِعْمَتِي عَلَيْكُمْ
وَلَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya : Dan dari mana saja kamu (keluar), maka
palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu (sekalian)
berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi
manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja). dan agar
Ku-sempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.
b. Hadits Ibnu Majah (795), Abu Humaid as-Sa’idi, ia berkata :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى
الصَّلاةِ اسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ وَقَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ *
Artinya : bahwa Rasulullah, jika shalat ia menghadap ke Qiblat dan
mengangkat kedua belah tangannya dengan membaca "Allahu Akbar".
Sumber : TANFIDZ KEPUTUSAN MUSYAWARAH DAERAH TARJIH MUHAMMADIYAH KOTA SURABAYA NO. 51 /TNF/III.0/E/ 2007 TAHUN 1428 H/2007 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar