Oleh : SUNARKO, S.Ag,
WAKTU selalu berjalan. Tanpa kita sadari tahun baru 2012 sudah tiba. Itu berarti satu tahun lagi umur kita bertambah, sekaligus berkurang pula jatah usia hidup kita di dunia. Semakin jauh kita dari kelahiran, semakin dekat dengan datangnya ajal (kematian). Maka kita wajib selalu berdzikir dan bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Do’a panjang usia, kerap kita ucapkan selayaknya kita niatkan untuk dipergunakan berbuat kebaikan, beribadah dan menabung amal saleh sebanyak mungkin.
Memasuki Tahun Baru 2012 ini, marilah kita bermuhasabah (introspeksi), melakukan perenungan agar bersikap lebih dewasa. Kitapun mengenang kembali segala perbuatan yang kita lakukan sepanjang tahun 2011 agar jangan sampai kita memasuki tahun baru dengan kualitas kehidupan yang lebih buruk./
Bekal Utama Memasuki Tahun Baru
Begitu banyak ujian berat yang dihadapi bangsa ini. Musibah bertubi-tubi terus menimpa negeri ini baik musibah alam, musibah ekonomi , musibah politik dan sebagainya. Dampak dari krisis Multidimensional yang awali dari ekonomi sejak pertengahan tahun 1997 hingga kini telah menjadikan negeri ini mengalami problem besar, antara lain : Pengangguran, kemiskinan dan Hutang. Maka, sekali lagi, marilah kita merenung (mengadakan perhitungan) serta melakukan instrospeksi diri mengenai kehidupan yang telah kita lalui. Jangan pernah kita mengulang kesalahan dengan terus berbuat maksiat di muka bumi ini, jika tidak menginginkan bencana lebih dahsyat yang akan ditimpakan kepada bangsa kita. Sebagaimana peringatan Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Isro’, ayat 16 : “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri maka kami perintahkan pada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah). Tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Allah) kemudian Kami hancurkan negeri itu dengan sehancur-hancurnya”.
Tahun Baru, Semangat Baru
Tahun baru merupakan titik awal menuju perubahan, tentunya perubahan kearah yang lebih baik. Rasulullah SAW bersabda : “Man kana yaumuhu khoiron min amsihi fahuwa robih, waman kana yaumuhu misla amsihi fahuwa Maghbun, waman kana yaumuhu sarron min amsihi fahuwa mal’un. Artinya “Barang siapa yang hari ini lebih bagus daripada hari kemarin maka ia beruntung. Dan barangsiapa yang hari ini keadaanya sama dengan buruk daripada hari kemarin, maka ia termasuk orang yang buntung (celaka)." (Al-Hadits).
Kita telah menyaksikan pemandangan memilukan setiap menjelang pergantian tahun dimana berbagai bentuk kemaksiatan seakan menjadi sebuah kelaziman mengiringi penantian datangnya tahun baru. Sebagian masyarakat merayakan pergantian tahun dengan pesta pora. Mulai remaja sampai orang tua. kegiatannya sebenarnya tidak terlalu jelas manfaatnya. Bagi kalangan berduit mereka menghabiskan berjuta-juta uangnya demi malam yang bersejarah di tempat-tempat maksiat. Mereka memesan tiket tempat hiburan jauh hari walaupun dengan biaya yang sangat mahal. Sementara bagi mereka yang berkantong tipis merayakan acara ini secara sederhana di jalan-jalan, dilorong-lorong dimana saja sambil menghabiskan berbotol-botol minuman keras, berliter-liter tuak diiringi hentakan musik yang memekakkan telinga tanpa mau tahu keadaan masyarakat sekitar yang sulit tidur akibat ulah mereka. Sungguh ini perbuatan yang tidak bermanfaat. Peringatan Allah SWT dalam Surat Al-Isro' ayat 27 : "Sesungguhya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada tuhannya."
Bagaimana kita bersikap optimis dan sukses menghadapi tahun baru, jika awal tahun baru disambut dengan perbuatan maksiat kepada Allah SWT. Bukankah lebih baik sekiranya kita menyambut kedatangan tahun baru dengan meningkatkan Muhasabah diri. Muhasabah diri perlu kita tingkatkan karena bagi seorang muslim yang namanya Introspeksi tidak hanya pada momen tahun baru, bahkan setiap saat Muhasabah (introspeksi) ini harus selalu menyertai dirinya. Umar Bin Khathab mengatakan : Hisablah dirimu sebelum engkau dihisab.
Karenanya sebagai pribadi Muslim mari kita mulai dari diri kita, kita ajak kerabat kita untuk lebih lebih arif dalam menyikapi setiap pergantian tahun baru. Jangan sampai kita ikut-ikutan berhura-hura saat menyambut penantian malam tahun baru. Sebab, prilaku hura-hura tersebutlah yang bisa merusak dan meruntuhkan sebuah negara. Sebab tegak runtuhnya sebuah negara sangat bergantung pada akhlak semua rakyatnya. Bila sebuah negeri masih dipenuhi orang-orang yang terus berbuat kemungkaran, maka tunggulah masa kehancurannya. Dan bila demikian halnya maka mustahil rasanya bisa menciptakan masyarakat adil dan makmur. Fakta membuktikan 66 tahun lebih bangsa kita merdeka, membangun, walau Allah telah memberi kekayaan alam (SDA) yang melimpah, masih saja bangsa kita belum terbebas dari problem besar: Pengangguran, Kemiskinan, hutang dan sebagainya. Hal ini menjadi tugas pemerintah bersama-sama dengan masyarakat untuk mencari solusi penyelesaiannya. Sebab, kalau pemerintah tidak sigap dan kerja keras mencari solusi penyelesaian, tentu akan sangat membebani anak cucu kita sebagai generasi penerus. Agar kondisi Indonesia tidak semakin terpuruk, satu-satunya jalan adalah bertaubat kepada Allah untuk tidak mengulangi maksiat kepada Allah. Disamping terus meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT sebagai modal utama membangun kembali Indonesia baru. Bila semua kita upayakan dengan sungguh-sungguh, kita wajib optimis dapat mewujudkan impian memiliki negeri yang adil dan makmur, negeri yang Baldatun Tyoyyibatun wa Rabbun Ghofur. Insya Allah. Amiin Yaa Rabbal 'Alamin
____________________________________________________________
SUNARKO, S.Ag, Bendahara LAZISMU Jejaring Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar