Seorang muslim pasti (harus) tahu tugas hidupnya yang utama adalah beribadah, mengabdi atau menghamba hanya kepada Allah, Sang Maha Pencipta, sebagaimana termaktup dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzariyat 56. Jadi, beribadah adalah keniscayaan yang harus dipenuhi sebagai kontrak hidupnya selaku manusia. Kewajiban beribadah ini memang tidak dibebankan kepada binatang atau syaithon. Karena itu,tanpa ibadah, manusia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.
Ibadah adalah bukti syahadat. Seorang muslim yang telah mengikrarkan diri dengan menyebut dua kalimat syahadat harus membuktikan ikrar tersebut dalam bentuk ibadah-demi ibadah. “Hanya kepada-Mu kami beribadah, mengabdi, atau menghamba !” demikian ikrar yang harus diulang minimal tujuh belas kali dalam sehari semalam. Demi menyadari tugas utama ini, seorang muslim akan beribadah dengan tulus, cerdas, sabar, istiqomah, dan kaffah.
Melalui ibadah, seorang muslim mengagungkan, mensucikan, dan memuji Allah, Robbul 'Alamin. Melalui ibadah, manusia mengakui keagungan, kebesaran, kekuasaan, dan kasih-sayang-Nya yang tidak terhingga. Tidak ada Yang Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Kaya, Maha Pencipta dan Maha Memelihara kecuali Allah SWT.
Melalui ibadah seorang muslim menyatakan syukur. Mensyukuri nikmat-nikmat yang tak terhingga. Nikmat hidup, nikmat sehat, nikmat merdeka, nikmat agama, nikmat dunia, dan nikmat syurga yang tentu tak terukur dan tak sebanding dengan takaran nikmat dunia.
Ibadah bagi setiap muslim, seperti disyariatkan dalam Kitab Suci-Nya adalah laksana air zam-zam, penyejuk dan penyegar setiap dahaga spiritual. Penawar bagi racun-racun kehidupan. Cahaya bagi kegelapan hati, dan pencerah bagi pikiran yang kusut-masai oleh kejahilan.
Tentu, ibadah bukan sebatas seremoni ritual yang kering apresiasi dan penghayatan. Ibadah juga bukan sekedar kejar tayang demi menggugurkan kewajiban. Ibadah adalah nafas, sekaligus ruh kehidupan. Tanpa ibadah, manusia adalah bangkai.
Maka, seorang mukmin akan beribadah tanpa terikat ruang dan waktu. Ia akan beribadah di lisan, di hati, dan di lembar-lembar amal. Dunia ini adalah ladang ibadah. Bumi ini masjid yang membentang. Sejadahnya menghampar panjang dari hilir, hingga muara kehidupan. Sungai-sungainya mengalirkan air jernih, mensucikan najis dan membersihkan setiap lumpur dosa yang menggelapkan.
Seorang mukmin akan beribadah penuh cinta dan gairah sampai Allah memandang layak menganugerahkan kemuliaan sejati. Atau, sampai senyum menyungging di ujung kematian.
ABDUL HAKIM, MPdI- Pimpinan Redaksi Majalah LAZISMU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar