Jumat, 08 Februari 2013

JADILAH GHONI YANG MUZAKKI

Oleh : Syamsun Aly, M.A.

”...dan apa yang kamu berikan berupa ZAKAT yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (harta/pahala mereka).”

Setiap manusia yang hidup di dunia ini tentu menginginkan serba berkecukupan atau menjadi orang kaya (GHONI). Karena dengan kekayaan dia bisa terpenuhi segala yang dicita-citakan. Keinginan memiliki harta berlimpah itu muncul setelah ia memperoleh pasangan hidup dan keturunan yang ia dambakan (lihat penjelasan QS. Ali Imran : 14).

Syahwat untuk menjadi orang kaya (Ghoni) itu, juga diterangkan oleh Allah dalam surat at-Takatsur, dan al-Humazah, yakni hidup penuh kemewahan serta gemar menumpuk harta dan menghitungnya, karena beranggapan bahwa ia akan kekal bersama hartanya.

Nabi Muhammad saw juga menyinggung tentang kerakusan manusia terhadap harta benda, yang tidak pernah ada puasnya itu dalam sebuah hadits : ”Seandainya anak Adam (manusia) itu memiliki dua lembah emas, niscaya dia akan lebih senang jika memiliki 3 (lembah emas), dan tidak ada yang bisa memenuhi mulutnya (memuaskan dirinya) selain tanah (liang kubur).” Hadits Riwayat Imam Ahmad dan Ibnu hibban. 

Punya 1 kg emas saja sudah luar biasa nilai kekayannya, oleh karena itu tidak banyak orang yang memilikinya. Apalagi punya emas sebesar / seluas 3 lembah, bisa kita bayangkan berapa juta triliun nilai harganya..Itupun manusia masih kurang. Jadi semangat untuk menjadi orang kaya (Ghoni), adalah dambaan umum setiap manusia.


SIKAP ORANG KAYA. 

Setelah manusia diberi limpahan rizki sehingga menjadi orang kaya (Ghoni), ternyata tidak sama dalam mensikapinya. Ada yang gemar berbagi dan ada pula yang kikir serta sombongnya setengah mati.. Raja Sulaiman, Abu bakar Ash-Shiddiq, Khodijah binti Khuwailid dan Abdur Rahman bin Auf, adalah sekelompok orang kaya yang tidak sombong dan suka memberikan sebagian harta mereka untuk sabilillah maupun untuk membantu orang-orang lemah..

Sementara Raja Fir’aun, Qorun, Abu jahal, Abu lahab, adalah contoh orang-orang berkuasa lagi kaya raya, namun sikap mereka sangat sombong, sadis dan tidak mau memberikan sebagian harta mereka untuk kepentingan umum atau menolong kaum dhu’afa’, yang sangat membutuhkan bantuannya. Padahal Allah yang menggenggam alam semesta telah menjelaskan kepada kita manusia.;

"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (Surga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. al-Lail ; 5-7). Sebaliknya, lanjutan dari penjelasan Allah ; ”Dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup. Serta mendustakan pahala terbaik, Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.’ (QS. al-Lail ; 8-10).

Berdasarkan 2 ayat al=-Qur’an di atas, maka dengan bermental pemberi (setelah dianugrerahi kekayaan dalam dunia ini), maka hidupnya akan diberi kemudahan oleh Allah. Sebaliknya, bagi orang-orang yang bakhil (kikir, jw. medit / pelit), maka hidupnya akan dipersulit oleh Allah, sekaligus dibenci bahkan dimusuhi oleh masyarakat yang ada di sekitar mereka.

Apakah kita ingin menjadi orang kaya, namun hidup penuh kegelapan dan kesulitan, karena tidak memperoleh berkah dalam kehidupan....? Kalau demikian maka tirulah gaya hidup Fir’aun yang diri dan tahtanya berakhir dengan mengernaskan, tenggelam di laut merah yang dalam. Atau meniru Qorun, yang ending harta kekayaan dan dirinya ditelan habis oleh tanah.

Kemudian di akhirat nanti mereka dibakar dengan api Neraka. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an : ”... dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih” (QS. 9 / at-Taubah : 34).

”Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (QS. 9 / at-Taubah : 35).

Na’uudzu billaahi min dzaalik. Oleh karena itu mari kita bersihkan harta dengan berinfaq/berzakat, agar kekayaan dan pahala kita berlipat (simak QS. 30 / ar-Rum : 39 di atas). Juga tidak akan menjadi bara api yang membakar tubuh kita di akhirat nanti, sekaligus kita dapat meraih predikat sebagai orang yang ahli berzakat (MUZAKKI).

Penulis adalah : Khatib, Guru & Ketua LAZISMU Sby.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KADO RAMADHAN

KADO RAMADHAN

Jadual Imsakiyah Ramadhan 1437 H

Jadual Imsakiyah Ramadhan 1437 H

AKSI BERSAMA LAZISMU

AKSI BERSAMA LAZISMU

Tanggap Bencana

Tanggap Bencana

CIMB NIAGA SYARIAH