Oleh : Abdul Hakim, M.Pd.I
Pembaca yang budiman, Alloh telah menciptakan manusia dari saripati tanah, kemudian menempatkannya di tempat yang kokoh, yakni di rahim bunda. Dari saripati tanah itu, Alloh menjadikannya segumpal darah. Atas izin-Nya pula darah itu bergembang menjadi segumpal daging. Dari segumpal daging jadilah tulang-belulang, sebelum kemudian dibungkus kembali dengan daging, dan meniupkan ruh-Nya. Sampai kemudian Alloh menjadikannya sosok makhluk sempurna, bahkan paling sempurna di antara seluruh makhluk-Nya. Alloh menganugerahkan beragam organ potensial : qolbu, akal, nafsu dan jasmani. Alloh menganugerahkan kehidupan untuk masa tertentu. Dari rahim lahirlah bayi, tumbuh menjadi remaja, berkembang jadi pemuda, dewasa, tua, sampai kemudian Alloh menariknya dari predaran hidup di dunia.
Alloh memberinya mata, telinga, dan hati agar manusia bersyukur, agar manusia dapat menjalankan tugas utamanya sebagai abdi-Nya dan dapat menjalankan amanat kemanusiaannya sebagai khalifah, pemimpin, atau wakil-Nya di alam dunia. Alloh bahkan menciptakan segala yang ada di alam semesta ini untuk memfasilitasi manusia. Bumi, langit, dan seisinya, matahari, bulan, dan bintang, gunung dan lautan, air, api, dan udara adalah fasilitas agar manusia menyadari itu semua adalah ayat-ayat-Nya. Agar manusia mau memuji dan mengagungkan-Nya, atau memanfaatkan, memelihara dan melestarikannya dalam batas-batas syariat-Nya.
Alloh mengutus para nabi / rasul untuk menjadi guru, pembimbing, sekaligus teladan utama. Alloh menganugerahkan kitab suci agar menusia menjadikannya sebagai sumber referensi. Dengan kitab suci itu, manusia pasti tahu siapa tuhan manusia, siapa sejatinya manusia, siapa teladan dan pedoman hidupnya, siapa kawan dan lawannya, apa aktivitas hidup yang harus dikerjakannya, bagaimana akhir hidupnya, serta kemana tujuan setelah hidupnya di dunia, serta bagaimana nasibnya kelak di depan pengadilan-Nya.
Tetapi, ternyata terbukti manusia adalah makhluk labil. Sikapnya cenderung ambigu, alias mendua. Selain condong pada kehendak akal, manusia bisa terseret oleh jerat nafsu. Kebajikan dapat dilakukan setiap saat, semudah keburukan yang bisa dilakukan oleh siapa pun setiap waktu. Maka, jangan heran bila sejarah manusia sejak Nabi Adam bertabur perilaku ambigu itu. Ada manusia pahlawan, ada manusia pecundang. Ada manusia pemelihara, penyelamat, penghormat dan pemulia, tetapi tidak sedikit manusia yang dengan mudah menjadi perusak, penghina, penista, penindas, dan perampas. Sikapnya yang mendua dengan mudah dapat menjadi sumber konflik, sekaligus menjadi biang bencana.
Pembaca yang dermawan, Maha Suci Alloh yang telah berfirman, “Telah tampak beragam kerusakan di darat dan di lautan sebagai akibat kelancangan tangan-tangan manusia.” Karena itu marilah kita senatiasa memohon kepada Alloh Swt. agar terhindar dari kerusakan yang lebih parah dari tangan-tangan kita. Amin. (Abdul Hakim, Pimred Majalah LAZISMU).
Selamat Datang di halaman Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah (LAZISMU) Jejaring Kota Surabaya 1501. Telp: 031-3824240, Bank Syariah Mandiri Cab. Kusuma Bangsa, No. Rek. 1850008495 atas nama LAZISMU Surabaya dan CIMB Niaga Syariah No. Rek 525100187001 atas nama LAZIS MUHAMMADIYAH Surabaya
Ayo!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar