Selasa, 06 Agustus 2013

DUA KOMPONEN EVALUASI PUASA KITA

Oleh : dr. Tjatur Prijambodo, MARS.

"(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan" (QS. Ali Imron : 134).

Di penghunjung Ramadhan, ada pertanyaan besar menggelayut di benak kita. Sudah tercapaikah tujuan puasa kita? Seperti yang disebutkan di dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183, tujuan puasa adalah insan yang bertaqwa. Pada tulisan ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan kepada seluruh pembaca, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita, karena iman dan taqwa adalah sebaik-baiknya bekal untuk menuju kehidupan di akhirat kelak.

Setidaknya ada 2 (dua) hal yang harus kita jadikan target sehubungan dengan puasa yang kita lakukan, yaitu 1. Ketaqwaan 2. Kesehatan (fisik & psi-kis). Kita tahu bersama bahwa PUASA adalah suatu proses untuk mencapai de-rajat taqwa. Maka dari itu, salah satu hal yang bisa dijadikan tolok ukur keberha-silan puasa kita, yaitu sudah bertaqwa-kah kita? Dalam berbagai hal kita bisa ukur diri kita. Kita bisa jadikan Ali Imran ayat 134 sebagai acuan, dimana ayat itu menjelaskan ciri-ciri orang bertaqwa, yaitu : 1. Orang-orang yang menafkah-kan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit (alladzina yunfiquuna fissarro waddoro) 2. Orang-orang yang mampu menahan amarahnya (walkaazhiminal ghoyzho) 3. Memaafkan (kesalahan) orang (wal 'afina 'aninnas).

Pada kesempatan ini, saya akan lebih banyak mengupas keberhasilan pu-asa kita dari sisi kesehatan, fisik maupun psikis. Benar adanya ungkapan suumuu tasifuu, berpuasalah maka kamu akan sehat. Perlu kita ketahui bahwa puasa mampu meningkatkan kinerja otak, meningkatkan fungsi liver, meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah, menurunkan berat badan, mampu menyembuhkan maag dan masih banyak manfaat lain. Nah, untuk kesehatan fisik ini kita bisa lihat pada diri kita masing-masing. Semakin sehatkah kita dengan puasa yang sudah kita lakukan? Benar adanya bahwa pusat penyakit kita adalah makanan yang masuk ke lambung seperti yang tercantum di surat Al A'raf 31 (menurut ulama salaf adalah sebagai ayat yang mendasari ilmu kedokteran) kullu wasyrobu wala tasyrifu innahu la yuhibbul musyrifi, makan minumlah dan jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.

Hampir semua penyakit fisik disebabkan karena terlalu berlebihannya kita mengkonsumsi makanan. Penyakit-penyakit modern saat ini sebagai contoh gamblangnya. Stroke, Cholesterol, Darah Tinggi, Gagal Ginjal dan lain-lain. Dengan puasa yang kita lakukan, harusnya semua penyakit yang kita derita bisa berkurang atau bahkan menghilang, bukannya malah parah. Coba kita introspeksi diri kita masing-masing.

Untuk kesehatan Psikis kita bisa lihat dari semua aspek batiniah kita. Menjadi lebih sabarkah kita? Menjadi lebih bersyukurkah kita? Menjadi lebih disiplinkah kita? Atau malah sebaliknya? Ada dua permasalahan yang sering menghinggapi diri kita. Apa itu...? Kurang bersyukur dan mudah stress. Setidaknya ada dua senjata ampuh yang ada di Al-Quran untuk mencegah hal ini. Yang pertama adalah Qur’an surat Ibrahim ayat 7; La in syakartum laadzi dannakum, wala inkafartum inna adzabi la syadid, sesungguhnya jika kamu bersyukur maka Allah akan menambah nikmatNya, dan jika kamu kufur, maka sesungguhnya adzabKu amatlah pedih. Ayat ini merupakan ayat sebab akibat. Kalau bersyukur, nikmat ditambah. Kalau kufur, kenapa tidak dikurangi tapi di 'warning' oleh Allah bahwa siksanya amatlah pedih? Karena dengan tidak bersyukur, ada rasa sombong di batin kita, padahal hanya Allah yang boleh sombong. Karena kita sudah menuhankan diri, maka Allah memberi peringatan dini. Untuk mem-buat selalu bersyukur, kita harus selalu punya sikap positive thinking terhadap siapa saja, terlebih lagi kepada Allah.

Yang kedua adalah Qur’an surat At-Thalaq 2-3, mankana yu'minu billahi wal yaumil akhir wamayyattaqillah yaj allahu makhroja wayarsuqhu min haistu laa yah tasibu, barangsiapa yang percaya kepada Allah dan hari akhir, maka bertakwalah kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangka. 3 ayat ini yang menjadikan kita selalu bersyukur dan yakin bahwa semua masalah yang kita hadapi akan 'dicarikan' Allah jalan keluarnya hanya dengan 1 syarat, TAQWA. Taqwa sebagai seorang muslim, taqwa sebagai seorang ayah, taqwa sebagai seorang pejabat, taqwa sebagai seorang karyawan, dan taqwa sebagai apapun profesi kita.

Nah, secara liniar bisa kita tarik hubungan antara puasa dan penyelesain semua masalah kehidupan kita. Puasa menjadikan orang bertaqwa dan secara otomatis Allah akan 'mengintervensi' permasalahan yang kita hadapi dan mengentas kita dari 'kekurangan' rejeki. Semoga selepas puasa Ramadan ini kita bisa menjadi insan yang bertaqwa.

Anggota Majelis Tabligh PWM Jatim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KADO RAMADHAN

KADO RAMADHAN

Jadual Imsakiyah Ramadhan 1437 H

Jadual Imsakiyah Ramadhan 1437 H

AKSI BERSAMA LAZISMU

AKSI BERSAMA LAZISMU

Tanggap Bencana

Tanggap Bencana

CIMB NIAGA SYARIAH