Muhammadiyah Disaster Managemen Center (MDMC) atau Lembaga Penanggulangan Bencana PDM Surabaya terus bergerak tiada henti. Mitra sinergi LAZISMU Surabaya itu pada hari jum’at s/d ahad, tanggal 28-31 Maret 2014, mengadakan Pelatihan Dasar II Relawan Siaga Bencana 2014. Kegiatan pelatihan tersebut ditempatkan di Bumi Wana Wisata Coban Rondo, Malang, diikuti oleh 50 orang peserta.
Menurut Fery Yudhi Antonis, Ketua MDMC Surabaya, pelatihan ini selain untuk meningkatkan wawasan tentang kebencanaan juga dimaksudkan sebagai ajang untuk merekrut calon relawan MDMC yang baru guna menambah personil yang telah ada. Para calon relawan ini nantinya setelah pelatihan akan dilantik dan selanjutnya siap diterjunkan pada momen pertolongan kebencanaan di daerah rawan dan terdampak bencana yang ada di seluruh nusantara.
Materi pelatihan yang diberikan meliputi Al-Islam dan KeMuhammadiyahan, kepemimpinan, kesiapsiagaan, kebencanaan, standar operasional prosedur tanggap darurat bencana, manajemen penanggulangan bencana, manajemen posko dan logistik, P3K, dan sebagainya. Instruktur yang memberikan pelatihan berasal dari MDMC, BPBD, BASARNAS, PDM Surabaya, dan Mupalas UMSurabaya.
Peserta sebagian besar adalah kaum muda yang berasal dari perguruan Muhammadiyah, Ortom, anak asuh Panti Asuhan, aktivis kampus, pecinta alam dan masyarakat umum.(Adit-RED).
Indonesia adalah ‘Negeri Bencana’. Bahkan negeri kita dikenal sebagai ‘Supermarketnya Bencana’, karena berbagai jenis bencana ada disini. Ancaman bencana bisa muncul kapan saja dan sulit diprediksi kedatangannya sehingga menjadikan kekhawatiran bagi semua lapisan masyarakat.
Sementara itu tingginya tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup manusia masa kini, menjadikan salah satu faktor kurang pedulinya masyarakat terhadap pengetahuan tentang kebencanaan, baik bencana alam maupun bencana sosial, sehingga ketika datang bencana kerap banyak memakan korban harta benda bahkan nyawa. Selain itu juga dikarenakan kurangnya potensi SDM yang memiliki kompetensi dalam melakukan pertolongan dan berpartisipasi dalam usaha pengurangan resiko bencana atau biasa disebut dengan RELAWAN.
Oleh karena itu diperlukan upaya penguatan dan pemberdayaan kepada warga masyarakat dengan cara membangunkan potensi-potensi relawan yang tidak hanya siap ditugaskan pada saat tanggap darurat terjadinya bencana, tetapi juga senantiasa mensosialisasikan pada masyarakat tentang pentingnya pengetahuan tentang kebencanaan sebagai upaya pengurangan resiko bencana.
Oleh karena itu selama empat hari, mulai hari jum’at tanggal 28 hingga senin tanggal 31 Maret 2014, Lembaga Penanggulangan Bencana PDM Surabaya atau yang dikenal dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), dengan dukungan LAZISMU Surabaya mengadakan PELATIHAN DASAR II RELAWAN SIAGA BENCANA di Wana Wisata Coban Rondo, Malang. Pelatihan ini diikuti oleh 34 orang peserta muda yang berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, aktivis organisasi, da’i muda, tenaga medis, pecinta alam dan masyarakat umum. Tujuannya adalah sebagai penguatan masyarakat dalam hal penanggulangan bencana dan kepedulian terhadap sesama serta untuk menghimpun kader-kader relawan sehingga terbentuk relawan yang memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional dalam penanganan bencana. Tema yang diusung adalah “Mencetak Relawan Tanggap, Tangguh dan Berdedikasi”.
Materi pelatihan meliputi ; wawasan Al-Islam, Pengenalan tentang kelembagaan MDMC, Pengenalan Dasar Kebencanaan, Sistem Nasional Penanggulangan Bencana, Human Sphere, Assesment dan SOP Bencana, Search & Rescue (SAR) Skill and Operation, Kerelawanan, Medical First Respond, Shelter Pengungsi dan Simulasi Bencana. Narasumber berasal dari BPBD Jatim, BASARNAS Jatim, PDM Surabaya, MDMC Surabaya, Mupalas UMS dan Disaster Medical Center Jatim.
Menurut Fery Yudhi Antonis, Ketua MDMC Surabaya, selama mengikuti pelatihan ini peserta dilatih untuk senantiasa siaga, diasah untuk peka dan peduli, serta dididik untuk memenuhi kebutuhan dan keperluannya secara mandiri, namun dengan semangat kebersamaan dan persaudaraan. Suasana pelatihan pun dibuat dengan nuansa kesiap-siagaan dan kedisiplinan ala semi militer, tegas Fery.
Mengingat padatnya jadual kegiatan, untuk istirahat, peserta hanya dijatah 5 jam per-hari dan diharuskan tidur di dalam tenda-tenda relawan di tengah hutan. Untuk keperluan MCK mereka dibiasakan melakukannya di sungai guna menyesuaikan diri dengan lingkungan dan diwajibkan menjaga kebersihan dan kelestarian alam.
Lanjut Fery, sebagai Relawan Muslim, mereka ditanamkan untuk tidak meninggalkan ibadah terutama Sholat, walau dalam keadaan genting. Mereka juga harus menjaga akhlaqul karimah dimanapun berada dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan kemanusiaan yang universal, serta tidak membeda-bedakan manusia dalam menolong dan membantu korban bencana. Di akhir pelatihan dilakukan pengukuhan terhadap relawan baru MDMC yang siap sedia diterjunkan ke daerah bencana, tutup Fery. (Adit-RED).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar