Sabtu, 01 Maret 2014

KARENA DITABRAK LARI TAK BISA BERJUALAN LAGI


Ibu Patonah, seorang warga lansia, tinggal berdua bersama anaknya yang pertama, Choliq (58 tahun) di Jl. Tanah merah III-B Surabaya. Menempati rumah ukuran 4 x 10 m, Ibu Patonah termasuk salah satu Lansia sangat miskin. Untuk biaya hidup dan makan sehari-hari ia hanya menggantungkan pemberian baik dari anak-cucunya maupun tetangganya.

Sementara anaknya (Choliq) hanya bekerja sebagai tukang pijat, itupun jarang dilakukan. Kadang seminggu hanya sekali dengan penghasilan sekitar Rp.25.000,- per-pijat, selebihnya menganggur. Dengan penghasilan sebesar itu tentunya kehidupan kedua lansia tersebut tidak bisa dikatakan layak bahkan sangat jauh dari sejahtera. Untuk biaya hidup sehari-hari bersama ibunya, mereka berdua bergantung kepada anak dan cucu. Seringkali pula menerima bantuan dan pemberian dari para tetangga kanan kiri. Bantuan yang terkumpul digunakan untuk membayar listrik dan air. Bantuan lain dari Kelurahan berupa sembako murah untuk raskin berupa 15 kg beras.

Dulu ibu Patonah sebenarnya bisa hidup berkecukupan, sebab disamping beliau berjualan gado-gado di Platuk, dengan penghasilan sekitar Rp.70.000 per-hari, anaknya Choliq juga bekerja sebagai sopir dengan gaji Rp.700.000 per-bulan. Namun pada tahun 2007 ibu Patonah mengalami kecelakaan akibat tabrak lari sehingga ia tidak bisa bekerja lagi. Bahkan sampai saat ini untuk jalan saja ia harus pakai alat bantu berupa egrang.

Disusul kemudian anaknya Cholik juga mengalami sakit mata (katarak) yang berakibat ia harus pensiun sebagai sopir. Kini ibu Patonah mengalami nasib yang kurang beruntung, dengan hidup yang serba kekurangan. (Narko-RED).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KADO RAMADHAN

KADO RAMADHAN

Jadual Imsakiyah Ramadhan 1437 H

Jadual Imsakiyah Ramadhan 1437 H

AKSI BERSAMA LAZISMU

AKSI BERSAMA LAZISMU

Tanggap Bencana

Tanggap Bencana

CIMB NIAGA SYARIAH