Masa depan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, gera-kan Dakwah dan Tajdid, tidak mungkin dilepaskan dari upaya-upaya pe-warisan keyakinan dan cita-cita hidup dan kepribadiannya kepada generasi muda pe-nerus, pelangsung dan penyempurna cita-cita perjuangan Muhammadiyah. Semen-jak awal kelahirannya usaha-usaha terse-but telah mendapatkan bentuknya seba-gai sistem perkaderan dengan kekayaan tradisi dan sibghoh Persyarikatan Muham-madiyah. Sistem tersebut telah berjalan hingga satu abad Muhammadiyah dengan berbagai dinamika, sebagai antisipasi atas perkembangan sejarah.
Namun demikian, akhir-akhir ini banyak disoroti bahwa perkembangan Muhammadiyah yang begitu pesat, baik di bidang organisasi maupun badan-badan usaha yang menjadi stakeholdernya, belum dapat diimbangi oleh jumlah dan mutu kader yang dihasilkannya. Apalagi apabila dikaitkan dengan keberadaan Muhammadiyah sebagai gerakan da'wah, begitu terasa minimnya kader-kader Mubaligh dan Dai yang mumpuni dalam menjalankan da'wah amar makruf dan nahi munkar.
Hal tersebut sering menimbulkan berbagai masalah dalam pengelolaan dakwah dan tabligh di lingkungan Persyarikatan. Keluhan dan kegelisahan banyak muncul diberbagai tempat, seperti kurangnya kader dan sumberdaya insani untuk mengelola kegiatan pengajian-pengajian dan majelis-majelis tafaqquh fiddin di lingkungan Muhammadiyah, sehingga banyak pengajian-pengajian dan majelis-majelis kajian intensif untuk kajian ilmu-ilmu agama menjadi berkurang. Belum lagi tantangan dakwah yang semakin kompleks, yang membutuhkan kader-kader Mubaligh dan Da'I yang di satu sisi memiliki kemampuan dalam tafaqquh fid din, tetapi juga kreatif dan inovatif dalam mengembangan metode dan pendekatan dakwah bil hal dalam menghadapi masyarakat yang terus berubah dan berkembang.
Menghadapi permasalahan ter-sebut diperlukan upaya-upaya serius guna melakukan rekonstruksi dan rekonseptua-lisasi perkaderan Muballigh dan Da'i Mu-hammadiyah sesuai dengan visi perjungan Persyarikatan dengan memperhatikan dinamika masyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang.
Muhammadiyah memiliki tugas untuk melakukan rekonstruksi dan rekonseptualisasi serta aktualisasi metode dakwah yang lebih variatif, dan kekinian. Oleh karena itu, Majelis Tabligh, Lazismu, Pemuda Muhammadiyah dan MDMC bersinergi melalui program pembibitan Dai Muda Muhammadiyah tahun 2015, yang diharapkan dapat membentuk dan menghasilkan kader-kader Dai mulitalenta yang peka terhadap kebutuhan ummat, yaitu sebagai Dai pemberdaya ummat.
Sebagai aplikasinya maka sinergi 4 majelis/lembaga dan Ortom tersebut diwujudkan dengan menyelenggarakan Pelatihan Dai Muda Muhammadiyah. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tang-gal 23-25 Januari 2015 di Balai Diklat Pon-dok Pesantren Darussalam Lawang. Tujuan dari program ini adalah untuk membentuk kader Da'i muda yang multi talenta, ener-jik dan kompeten, memiliki kepekaan sosi-al, responsif terhadap kebutuhan ummat, mempunyai kemampuan manajemen da’-wah yang prima dan komitmen member-dayakan ummat dengan berbasis kemandi-rian. Out-putnya nanti diharapkan para ka-der dapat mengisi Masjid/Musholla Mu-hammadiyah yang kekurangan da'i dan ke kampung binaan Lazismu.
Sebelum pelatihan digelar maka diadakan terlebih dahulu tes-seleksi atau pemetaan potensi terhadap para pendaf-tar. Seleksi meliputi pengetahuan dan pe-mahaman tentang Al-Islam dan ke-Mu-hammadiyahan, Baca-tulis al-Qur’an, iba-dah, wawasan sosial dan ekonomi. Dari 59 orang pendaftar, maka setelah proses se-leksi terjaring 40 orang peserta, terdiri dari 27 orang lelaki dan 13 orang perempuan. Namun dalam kegiatan pelatihan 1 orang mengundurkan diri karena sakit. Sehingga jumlah peserta tetapnya adalah 39 orang anak muda yang berasal dari PCM, PCPM, IMM, IPM, NA dan MDMC.
Materi yang diberikan dalam pe-latihan meliputi materi inti antara lain; Pe-nguatan Aqidah Islamiyah, Ideologi Mu-hammadiyah, Da'wah Kultural & Perang Pemikiran, Penguatan Leadership & Team Work, Manajemen & Pemetaan Da'wah. Sedangkan materi materi penunjang meli-puti Komunikasi Da’wah, Dai Entrepreneur, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Ke-mandirian dan Assessment Da’wah. Nara-sumber yang memberi materi antara lain : Drs. Wahyudi Indrajaya (Ketua Majelis Tab-ligh PMW. Jatim), Zayin Chudlori, M.Ag (Ketua PDM Surabaya), Drs. Mulyono Na-jamudin, Andi Hariyadi, M.Pd.I (PDM Sura-baya), Ustadz Zainul Muslimin (Pengusaha / Majelis Tabligh PWM. Jatim), Ferry Yudhi dan instruktur MDMC Surabaya.
Peserta tidak hanya diberikan materi teori saja namun lebih banyak dis-kusi kelompok terkait problem solving, presentasi, praktik assessment, menyusun peta da’wah dan Rencana Tindak Lanjut. Selanjutnya dalam RTL atau Follow-up pas-ca pelatihan selama semester pertama, peserta akan membuat pertemuan rutin bulanan untuk pendalaman materi dan mentoring, penugasan assessment ke kampung binaan, aksi sosial dan ekonomi dan penugasan sebagai Dai ke Masjid dan musholla Muhammadiyah di Surabaya yang kekurangan Dai.
Dengan upaya ini diharapkan Muhammadiyah Surabaya tidak kekurang-an kader Dai yang tidak hanya mampu berkhutbah atau berceramah di podium saja namun juga bisa membuat gerakan pemberdayaan di masyarakat. (Adit-RED).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar