Semaraknya kegiatan MEMBERI KEBAHAGIAAN BAGI SESAMA Lazismu dan SD Muhammadiyah 04 pada Sabtu sore 11 Juli 2015 di Millennium Building, Jl. Pucang Anom 93 Surabaya. Kegiatan diisi dengan Seni dari Kampung Anak Negeri Ponsos Sukolilo dan siswi SDM-04, Tausiyah Ramadhan oleh Ust. drs. M. Sulthon Amin, MM, Penyerahan kado Ramadhan bagi 50 Anak Yatim-Anjal+100 warga Dhuafa dan Berbuka Bersama serta Launching Ambulan.
Semangat berbagi LAZISMU (Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh Muhammadiyah) Kota Surabaya dan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya terus digelorakan. Sabtu, 24 Ramadahan 1436 / 11 Juli 2015 di TMB (The Millennium Building) dua lembaga tersebut bersinergi menggelar acara memberi kebahagiaan bagi sesama dengan memberi bingkisan sembako dan uang, berbuka puasa bersama, dan memberi kado Ramadhan dengan me-launching ambulan gratis untuk kaum dhuafa.
Acara tersebut dihadiri 150 kaum duafa, anak-anak asuhan Muhammadiyah wilayah Surabaya, dan pimpinan Persyarikatan tingkat cabang dan ranting. Hadir pada acara tersebut Ustadz Sulthon Amin selaku wali kuasa Lazismu Kota Surabaya sebagai pemotong pita peresmian launching ambulan. Namun sebelum potong pita, pria berjenggot tersebut memberikan kuliah jelang buka puasa pada audiens.
Dalam ceramahnya Ust. Sulthon menceritakan, pada zaman Rasulullah SAW ada tiga pemuda masuk ke dalam goa, kemudian seketika goa itu tertutup oleh bongkahan batu besar yang nyaris tidak memberi cela udara pada pintu goa tersebut. Lalu ketiga pemuda itu secara bergiliran menceritakan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan. Berharap, dengan cerita itu nanti Allah SWT menolong mereka, yaitu menyingkirkan batu dari pintu goa.
Ust. Sulthon mengisahkan, pemuda pertama menceritakan kebaikan yang pernah dilakukan, ia harus mendahulakan ibunya dalam hal makan dari pada dirinya sendiri. Kisahnya, anak itu menaruh nasi saat ibunya sedang tidur malam. Kemudian esok harinya anak itu mendapati nasinya masih utuh, karena ibunya tidak juga makan. "Itulah cerita kebaikan saya. Kalau itu dapat menolong saya yaa Allah, mohon lepaskan batu dari pintu goa itu," kata Sulthon menirukan ucapan si pemuda pertama.
Kemudian batu pun berhasil bergeser namun masih sidikit. Kini giliran cerita kebaikan pemuda kedua. Pemuda ini menceritakan, pernah diajak wanita yang bukan istrinya untuk berhubungan suami istri. Awalnya dia mau, namun setelah hendak membuka pakain dia sadar lalu pergi meninggalkan si wanita itu. "Yaa Allah kalau tindakan saya itu merupakan kebaikan saya, maka berilah kelicinan batu ini mengelinding dari pintu goa," harap pemuda kedua yang ditirukan Ust. Shulton.
Lalu apa yang terjadi? Batu itu berhasil licin, namun masih sedikit. Selanjutnya kisah, pemuda ketiga bercerita. "Ada pegawai saya pulang sebelum mengambil gajinya. Kemudian saat dia kembali ke saya setelah sekian lama, saya berikan haknya itu," katanya. Hak pegawai itu tidak lain adalah ratusan ekor kambing yang ada di satu lapangan. "Loh, gaji saya kok jadi kambing sedemikian banyaknya?," tanya si pegawai.
Lalu dijawab, saat gaji itu tidak diambil, gaji itu dibelikan kambing oleh sang bos, lalu berkembangbiaklah sampai saat ini. Dan kambing itu pun dibawanya oleh si pegawai dengan suka cita. "Yaa Allah kalau itu merupak kebaikan saya, maka berilah kelicinan batu ini mengelinding dari pintu goa," harap orang ketiga yang ditirukan Ust. Shulton. Kemudian mengelindinglah batu itu sejauh-jauhnya. Sehingga tiga pemuda tersebut selamat dari jebakan batu tadi.
Hikmah apa yang dapat dipelajari dari kisah itu? Tentu saja tentang kebaikan. "Lalu kebaikan apa yang akan kita ceritana untuk kemudian akan kita mintai balasan pada Allah jika kita mendapat musibah seperti dalam cerita?" Ucap Ust. Shulton. Dia menambahkan, maka sepantasnya seorang muslim harus selalu berbuat baik pada siapapun, tanpa melihat pada siapa, apa dan bagaiamana. "Seharian ini tadi kita sudah melakukan kebaikan apa? Karena itu yang akan menolong menyelamatakan kita kelak," katanya.
Dia mengajak seisi ruangan untuk senantiasa selalu berbuat kebaikan. Terlebih momentum bulan penuh rahmat Ramadhan, Allah berjanji akan melipatgandakan pahala yang dikerjakan hambanya. "Jadi mumpung masih Ramadhan, mari kita lakukan kebaikan sebanyak-banyaknya," pungkas Ust. Shulton. Usai memberi ceramah, adzan magrib berkumandang. Para peserta acara berhambur buka bersama dan menyaksikan pemotongan pita di halaman TMB. (mly/www.sdm4sby.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar