Surabaya adalah kota besar yang se-bagian besar lahannya digunakan untuk perkampungan, perumahan, industri, pertokoan, fasilitas pendidikan, perkantoran dan tempat bisnis, sehingga areal pertanian menjadi semakin kecil. Na-mun demikian kegiatan bertani atau ber-cocok tanam tetap mendapat perhatian Pemerintah yang diarahkan pada peman-faatan lahan yang ada untuk kegiatan pertanian perkotaan (urban farming).
Oleh karena itu Lazismu Suraba-ya melalui Pelatihan Urban Farming meng-ajak anggota kelompok binaan untuk bela-jar bercocok tanam dengan memberdayakan lahan sempit. Kegiatan itu dilaksanakan pada 15 November 2015 di gedung SMP Muhammadiyah 15, Platuk, Surabaya.
Narasumber pertama, Ir. Lily dari Dinas Pertanian Kota Surabaya mengajak peserta Pelatihan agar memanfaatkan lahan sekecil apapun di rumah atau lingkung-an sekitar untuk bercocok tanam. Ia menganjurkan agar peserta mengembangkan pertanian hortikultura dengan menanam tanaman yang dibutuhkan, seperti cabe, terong, tomat, tanaman obat (toga) hingga sayur mayur hijau dan buah-buahan. Dinas Pertanian Surabaya telah menyediakan berbagai bibit tanaman yang bisa diperoleh bagi warga yang ingin bercocok tanam.
Pada sesi kedua ustadz Tedjo, praktisi urban farming, berbagi pengalaman berkebun di atap rumah yang ditanami ta-naman obat (toga) yang bermanfaat sebagai bahan ramuan jamu tradisional. Kegiat-an pelatihan itu diakhiri dengan kunjungan ke lahan berkebun milik salah satu Pengurus Lazismu di Tambak Wedi. (Adit-RED).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar